Sejarah Hari Tarwiyah dan Arafah, Momen Penting Ibadah Haji dan Keutamaannya Bagi Umat Islam

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 01 Juli 2022 | 14:45 WIB
Sejarah Hari Tarwiyah dan Arafah, Momen Penting Ibadah Haji dan Keutamaannya Bagi Umat Islam
sejarah hari Tarwiyah dan Arafah - Ilustrasi Kakbah, Makkah, Mekkah, haji, tawaf, jemaah haji (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagaimana asal-usul dan sejarah Hari Tarwiyah dan Arafah sebenarnya? Sebagaimana diketahui bahwa dua hari ini jatuh sebelum Hari Raya Idul Adha.

Umumnya, umat Islam mengerjakan puasa sunnah di hari Tarwiyah dan Arafah. Tapi apakah anda tahu sejarah Hari Tarwiyah dan Arafah?

Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan awal bulan Zulhijah 1443 H jatuh pada hari Jumat (1/7/2022). Keputusan tersebut berdasarkan sidang isbat yang berlangsung di kantor Kementerian Agama, Jakarta pada Rabu (29/6/2022).

Dengan ditetapkannya awal Zulhijah, umat muslim di Indonesia telah dipastikan bahwa akan memperingati Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah yang pertepatan pada Minggu (10/7/2022) mendatang.

Baca Juga: Sejarah Mina, Daerah yang Punya Peran Penting dalam Ibadah Haji

Selain diketahui sebagai Hari Raya Idul Adha, bulan Zulhijah merupakan puncak ibadah haji. Adapun tanggal 8 dan 9 Zulhijah yang dikenal sebagai hari Tarwiyah dan hari Arafah.

Dikutip dari NU Online, pada hari Tarwiyah dan hari Arafah, seluruh umat muslim yang melaksanakan ibadah haji berkumpul di tanah suci Mekkah. Lantas bagaimana sejarah hari Tarwiyah dan Arafah? Simak informasinya berikut ini.

Hari Tarwiyah

Hari Tarwiyah merupakan hari kedelapan bulan Zulhijah. Hari Tarwiyah ini memiliki makna merenung dan berpikir. Oleh karena itu hari Tarwiyah identik dengan keadaan berpikir dan merenung tentang peristiwa yang dipenuhi keraguan.

Pada hari Tarwiyah, jamaah haji mengumpulkan air yang banyak untuk diberikan kepada jamaah haji setelah merasakan lelah dan dahaga setelah menempuh perjalanan jauh ke Mekkah. Hal ini karena pada masa itu, sedikit sekali persediaan air dan sulitnya menemukan sumber air. 

Baca Juga: Naib Amirul Hajj: Jemaah Rasakan Peningkatan Pelayanan

Ada pula yang menyebutkan hari Tarwiyah karena Nabi Ibrahim AS bermimpi pada tanggal 8 ketika Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelih anaknya, Ismail AS. Renungannya dinamakan sebagai Tarwiyah. Bagi umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji disunnahkan untuk puasa Tarwiyah.

Hari Arafah

Hari Arafah merupakan hari kesembilan di bulan Zulhijah. Kata Arafah diambil dari kata Arafa yang memiliki makna bau yang harum. Dilansir dari NU Online, ini artinya orang-orang yang melaksanakan ibadah haji menunjukkan bahwa orang ingin berobat kepada Allah SWT dan melepaskan seluruh kesalahan yang pernah diperbuat.

Dengan ini secara tidak langsung umat muslim mendapatkan surga Allah SWT dan kelak akan memiliki bau harum di surga. Pada hari Arafah, jamaah haji menuju padang Arafah untuk melakukan wuquf. Pelaksanaan wuquf dimulai dari terbenamnya matahari (waktu Zuhur) tanggal 9 Zulhijah hingga terbit fajar pada 10 Zulhijah. 

Bagi umat muslim yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji dapat berpuasa Arafah. Perintah melaksanakan puasa arafah ini sebagaimana dalam hadist Rasulullah SAW sebagai berikut.

"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu" (HR. Muslim, no. 1162)

Demikian informasi seputar sejarah hari Tarwiyah dan Arafah pada bulan Zulhijah. Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda!

Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI