Sejarah Mina, Daerah yang Punya Peran Penting dalam Ibadah Haji

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 01 Juli 2022 | 14:17 WIB
Sejarah Mina, Daerah yang Punya Peran Penting dalam Ibadah Haji
Sejarah Mina, Daerah yang Punya Peran Penting dalam Ibadah Haji - Suasana tenda-tenda yang biasa digunakan untuk menampung jemaah menjelang puncak haji selama pandemi Covid-19 dengan latar belakang menara Mina yang berada di antara Padang Arafah dan Mina, Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/7/2020). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mina dikenal juga sebagai Muna yang merupakan sebuah lembah dan lingkungan yang terletak di distrik Masha'er di Provinsi Makkah, Arab Saudi. Daerah ini punya peran penting dalam ibadah haji. Lalu seperti apa sejarah Mina itu sendiri?

Apa hubungan antara Mina dengan ibadah haji, termasuk dalam haji 2022? Mari kita telusuri bersama dengan membaca sejarah Mina di bawah ini.

Jarak Mina sekitar 8 kilometer (5 mil) tenggara kota Mekah, meliputi area seluas sekitar 20 km2. Mina menggabungkan tenda-tenda, daerah Jamarat, dan rumah-rumah jagal di luar kota tenda.

Hubungan Mina dengan Ibadah Haji

Baca Juga: Delegasi Amirul Hajj Tiba di Arab Saudi, Bawa Dua Misi Untuk Haji 2022

Dirangkum dari berbagai sumber, Mina paling terkenal karena perannya dalam ibadah haji, yakni untuk mengakomodasi para jamaah yang tinggal di Mina selama beberapa malam di bulan Dhu al-Hijjah. Ada lebih dari 100.000 tenda jemaah haji ber-AC telah dibangun di daerah tersebut.

Hal itu membuat Mina mendapatkan julukan sebagai "Kota Tenda." Kapasitas tenda yang didirikan mencapai hingga 3 juta orang. Karena itu jugalah Mina terkenal sebagai kota tenda terbesar di dunia. 

Sebelum tenda-tenda itu dibangun, para jamaah akan membawa tenda mereka sendiri ke lembah dan membongkar tenda mereka saat selesai melaksanakan ibadah haji. Sekitar tahun 1990-an, tenda kapas permanen dipasang oleh pemerintah Arab Saudi. Tenda-tenda kapas ini sangat rentan terhadap kebakaran, yang merenggut nyawa banyak peziarah.

Setelah kebakaran Mina 1997 yang mengakibatkan kematian lebih dari 340 peziarah, lebih dari 100.000 tenda permanen, berukuran 8 kali 8 meter (26 kaki × 26 kaki) dibangun. Tenda baru ini dibangun dari fiberglass dengan lapisan luar Teflon untuk melindunginya dari kebakaran.

Tenda-tenda tersebut dikelompokkan ke dalam kamp-kamp, masing-masing dengan dinding luar mereka sendiri, dan dibagi oleh kebangsaan para jamaah haji. 

Baca Juga: Pria Jalan Kaki ke Makkah Akhirnya Sampai Setelah 11 Bulan Lewati Sembilan Negara, Kedatangannya Disambut Warga

Setiap kamp dilengkapi dengan dapur, kamar mandi, dan fasilitas wudhu, dan terhubung ke kamp-kamp lain melalui jalan setapak. Tenda-tenda tersebut juga ditandai dengan pasangan warna dan angka yang unik untuk membuatnya lebih mudah dikenali para jamaah haji yang datang dari penjuru dunia.

Mina dan Rajam Iblis

Suasana tenda-tenda yang biasa digunakan untuk menampung jemaah menjelang puncak haji selama pandemi Covid-19 dengan latar belakang menara Mina yang berada di antara Padang Arafah dan Mina, Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/7/2020). [AFP]
Suasana tenda-tenda yang biasa digunakan untuk menampung jemaah menjelang puncak haji selama pandemi Covid-19 dengan latar belakang menara Mina yang berada di antara Padang Arafah dan Mina, Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/7/2020). [AFP]

Sejarah Mina berkaitan dengan ibadah haji tidak hanya tentang tendanya, tapi juga menjadi lokasi rajam iblis. Ketiga Jamarat, yang terletak di lembah Mina adalah lokasi untuk melakukan rajam Iblis, yang dilakukan antara matahari terbit dan terbenam di hari-hari terakhir haji.

Ritual pelemparan batu memperingati rajam terhadap iblis oleh nabi Ibrahim, ketika iblis ingin mencegahnya melaksanakan perintah Allh untuk mengorbankan putranya, Isma'il.

Dalam literatur Islam disebutkan bahwa Ibrahim meninggalkan istrinya, Hagar dan putra mereka, Isma'il, di lembah Mekah ketika Ismail masih bayi. Suatu ketika setelah melakukan suatu kunjungan ke keluarganya di Mekah, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah dalam mimpi untuk mengorbankan putranya di lembah Mina.

Saat melaksanakan pengorbanannya, ia diinterupsi oleh iblis dan diperintahkan oleh Allah untuk merajam iblis. Ritual rajam Iblis adalah peringatan dari kepercayaan ini. Mina juga diyakini sebagai lokasi ikrar al-Aqabah.

Demikian sedikit kita bahas sejarah Mina. Semoga informasi ini bemanfaat untuk Anda yang mencari tahu seputar ibadah haji 2022.

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI