Perubahan Iklim Jadi Penyebab Transmisi Penyakit Infeksius

Jum'at, 01 Juli 2022 | 13:48 WIB
Perubahan Iklim Jadi Penyebab Transmisi Penyakit Infeksius
Ilustrasi Dampak Perubahan Iklim. (Freepik.com/vhotomax)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perubahan iklim menyebabkan transmisi penyakit infeksius dan patogen manusia. Hal itu dijelaskan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Hal itu terjadi karena meningkatnya konsentrasi karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca.

Oleh karena itu, perlu mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyakit sebagai sistem pemantauan yang bisa memantau risiko dan dampak perubahan iklim terhadap penyakit tular vektor.

Selain itu, juga perlu meningkatkan kapasitas diagnosis dan surveilans penyakit serta meningkatkan riset-riset untuk melihat lebih dalam dampak perubahan iklim terhadap kesehatan.

Baca Juga: Ombudsman RI Temukan 3 Dugaan Maladministrasi Peralihan Pegawai BRIN, Dampaknya THR dan Tunjangan Lainnya Terkendala

"Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada perubahan suhu udara dan curah hujan. Perubahan iklim juga menyebabkan transmisi penyakit infeksius dan menyebabkan human patogen, human vektor dan human host," kata Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Ni Luh P Indi Dharmayanti dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi BRIN di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Veteriner Indrawati Sendow mengatakan perubahan iklim dengan dinamika vektor dan satwa liar, hewan domestik, populasi manusia, dinamika mikroba dapat sebagai sistem peringatan dini tentang risiko wabah yang mungkin terjadi pada ternak atau manusia.

Zoonosis merupakan penularan penyakit hewan ke manusia dipengaruhi oleh proses lingkungan dan sosioekonomi yang membentuk komunitas hospes reservoir, yang menyebabkan orang dan ternak melakukan kontak dengan satwa liar.

Ia menuturkan lebih dari 70 persen penyakit yang merebak (emerging) atau zoonosis berasal dari hewan liar seperti kelelawar, kucing, trenggiling, babi, tikus, primata, dan burung liar. Zoonosis tersebut termasuk COVID-19, Sars, Mers, Swine Flu, Ebola, Zika, antraks, dan flu burung.

Menurut dia, BRIN dapat mengambil peran dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan untuk melakukan riset untuk mencegah, mendeteksi dan merespon penyakit emerging/remerging zoonosis melalui pendekatan One Health. (Antara)

Baca Juga: AIPI Usul G20 Juga Serius Kerjasama Ciptakan Udara Bersih dan Atasi Perubahan Iklim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI