Vladimir Putin Saling Ejek dengan Para Pemimpin G7 Soal Foto Telanjang Dada

SiswantoBBC Suara.Com
Jum'at, 01 Juli 2022 | 12:58 WIB
Vladimir Putin Saling Ejek dengan Para Pemimpin G7 Soal Foto Telanjang Dada
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin, balas mengejek para pemimpin Barat yang mengolok-olok fotonya saat bertelanjang dada. Putin mengatakan bakal "jijik" jika melihat Boris Johnson dan pemimpin G7 lainnya telanjang.

Ejekan terhadap Putin terjadi ketika para pemimpin negara anggota G7 berkumpul di Jerman, awal pekan ini.

Mereka berkelakar soal foto-foto Putin yang bertelanjang dada saat menunggang kuda, membawa senapan berburu, hingga memancing.

Baca juga:

Baca Juga: Jokowi Bertemu Vladimir Putin, Apa Saja yang Dibahas?

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, berkata kepada rekan-rekan sesama pemimpin negara anggota G7 bahwa mereka harus melepas baju untuk "menunjukkan bahwa kita lebih tangguh dari Putin".

Boris Johnson juga meminta para pemimpin "memperlihatkan otot dada", sementara Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengusulkan agar mereka "telanjang dada sembari menunggang kuda".

Ketika ditanya apa tanggapannya soal komentar-komentar tersebut, Putin menjawab: "Saya tidak tahu apakah mereka mau telanjang dari pinggang ke atas atau dari pinggang ke bawah, tapi apapun itu saya pikir hal tersebut bakal menjijikkan."

Merujuk perkataan sastrawan Rusia, Alexander Pushkin, Putin berujar: "Anda bisa menjadi orang pintar dan berpikir soal kecantikan kuku-kuku Anda."

"Saya jelas sepakat dengan ini: segala sesuatu dalam diri seseorang harus berkembang selaras, baik jiwa dan raga.

Baca Juga: Presiden Vladimir Putin Ingin Rusia Garap Proyek Transportasi di Ibu Kota Baru

"Namun agar semuanya bisa selaras, Anda harus berhenti minum-minum alkohol dan kebiasaan buruk lainnya, lalu berlatih, berolahragalah."

"Kolega-kolega yang Anda sebutkan, saya mengenal mereka secara pribadi—kami tidak berada pada masa yang baik dalam hubungan kami, ini bisa dipahami.

"Bagaimanapun, mereka semua pemimpin, yang artinya mereka punya karakter. Dan jika mereka mau, mereka jelas akan mencapai kemajuan yang diinginkan.

"Tapi Anda juga harus mengurus diri sendiri. Dan kenyataan bahwa mereka membicarakannya, itu sudah baik, saya akan menyanjung mereka untuk hal ini," tambahnya.

Ketika Boris Johnson diberi kabar soal tanggapan Putin saat konferensi pers NATO pada Kamis (30/6), dia tidak merespons secara langsung. Johnson merujuk bagaimana negara-negara Barat punya sikap bersama tentang invasi Ukraina.

Baca juga:

'Maskulinitas beracun'

Putin juga ditanyai soal pernyataan Boris Johnson pekan ini.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Jerman, ZDF, PM Inggris tersebut mengatakan invasi "gila, macho" ke Ukraina adalah "contoh yang sempurna soal maskulinitas beracun". Dia juga menyeru agar "semakin banyak perempuan menduduki posisi kekuasaan".

Menanggapi komentar itu, Putin merujuk pada konflik 1982 antara Inggris dan Argentina yang memperebutkan Kepulauan Falkland atau Malvinas.

"Saya hanya ingin mengingat kejadian dalam sejarah, ketika [PM Inggris] Margaret Thatcher memutuskan untuk memulai permusuhan militer terhadap Argentina terkait Kepulauan Falkland.

"Jadi seorang perempuan memutuskan memulai permusuhan. Di mana Kepulauan Falkland dan di mana Inggris? Dan kejadian ini didikte oleh ambisi kekaisaran, tiada lain. Mengonfirmasi status kekaisaran mereka.

"Karena itu, saya pikir kejadian itu bukan kiasan yang sangat tepat untuk menggambarkan apa yang terjadi sekarang, jelas bukan dari perdana Menteri Inggris saat ini."

Konflik terkait Kepulauan Falkland dimulai pada April 1982 dan berlangsung selama 10 pekan. Konflik dimulai ketika pasukan Argentina menginvasi Kepulauan Falkland, koloni Inggris di perairan Atlantik selatan.

Argentina mengklaim mendapat warisan kepulauan itu dari Spanyol pada 1800-an sehingga ingin mengambil alihnya.

Inggris, yang menguasai kepulauan tersebut selama 150 tahun, mengirim angkatan bersenjata melalui jalur laut untuk mempertahankannya. Pasukan Argentina menyerah pada 14 Juni 1982.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI