Suara.com - Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengharapkan diplomasi Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia dapat menghasilkan gencatan senjata, utamanya pengakhiran serangan oleh Rusia.
“Perjalanan Presiden sangat positif dan mudah-mudahan menghasilkan genjatan senjata, utamanya pengakhiran serangan oleh Rusia,” ujar Hikmahanto dalam keterangan pers di Jakarta, hari ini.
Presiden Joko Widodo dinilai dapat menghadirkan gencatan senjata dengan gambaran besar akan terjadi krisis pangan di negara-negara berkembang karena perang berdampak pada rantai pasokan gandum dan pupuk.
“Ini yang Bapak Presiden sampaikan dalam pertemuan G7, pertemuan dengan Presiden Zelenskyy dan Presiden Putin,” kata dia.
Hikmahanto mengatakan Presiden Joko Widodo esensinya ingin menyampaikan terlepas dari alasan dari pihak-pihak yang terlibat dalam perang, termasuk AS dan sekutunya, bahwa perang akan membawa penderitaan pada rakyat banyak di negara berkembang dan karenanya perang harus dihentikan.
Presiden Zelenskyy dan Presiden Putin antusias menyambut kehadiran Presiden Joko Widodo kni karena dua negara itu sudah lelah dalam perang.
Bagi Rusia, mereka butuh Presiden Jokowi agar memiliki alasan untuk menghentikan serangan.
“Rusia tidak ingin mengulangi kebodohan AS yang keluar secara tiba-tiba dari Afghanistan,” kata dia.
Tentu gencatan senjata tidak akan dirasakan langsung tetapi perlahan-lahan akan berkurang, kata Hikmahanto.
“Nanti kita akan lihat Ukraina bisa lakukan ekspor gandum dan Rusia juga bisa ekspor pupuk ke negara-negara berkembang,” kata dia.