Pemkot Surabaya Ingin Pakai Gorong-gorong Peninggalan Belanda untuk Menekan Risiko Banjir

Kamis, 30 Juni 2022 | 14:06 WIB
Pemkot Surabaya Ingin Pakai Gorong-gorong Peninggalan Belanda untuk Menekan Risiko Banjir
Pemerintah Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur ingin pakai gorong-gorong peninggalan Belanda untuk menekan risiko banjir. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur ingin pakai gorong-gorong peninggalan Belanda untuk menekan risiko banjir. Kini Pemkot menelusuri gorong-gorong tersebut dari kawasan Jalan Embong Malang sampai ke Pelabuhan Kalimas.

Mereka ingin memfungsikan kembali saluran itu.

Selain berupaya memfungsikan kembali gorong-gorong peninggalan Belanda, Pemerintah Kota Surabaya berencana membangun dua rumah pompa guna mengatasi banjir di kawasan Jalan Pahlawan dan sekitarnya.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya Lilik Arijanto.

Dinas memprioritaskan penelusuran gorong-gorong peninggalan Belanda di wilayah Blauran sampai Kranggan.

"Karena setiap kali turun hujan di kawasan itu selalu banjir. Selama ini pembuangan di Bozem Morokrembangan. Di sana hulunya, jadi sangat jauh," kata Lilik.

Kalau gorong-gorong Belanda di area depan Kranggan dapat ditemukan maka penyudetan akan dilakukan untuk membelokkan aliran air ke gorong-gorong tersebut.

"Jadi masuk ke situ nyambung ke Embong Malang lalu masuk ke rumah pompa Jalan Kenari," katanya.

Lilik mengatakan bahwa dinas tidak memiliki cetak biru bangunan Belanda, tetapi mendapat informasi bahwa Belanda membangun gorong-gorong sampai ke area pelabuhan dan pada masa lalu gorong-gorong itu untuk digunakan oleh tahanan politik di penjara Kalisosok untuk melarikan diri.

Baca Juga: Banjir Terjang Pemukiman di Sungai Serut, Kota Bengkulu

"Tempatnya sangat luas. Saat ini masih kami urut dari Embong Malang. Intinya saat ini mencari alternatif pembuangan menuju gorong-gorong Belanda," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI