Suara.com - Sunny Tanuwidjaja mungkin menjadi orang penting kedua di Partai Solidaritas Indonesia -- partai yang mencitrakan diri sebagai partainya orang muda -- yang memilih mundur dan berkarier di tempat lain.
Orang penting pertama yang terpublikasi menyatakan mundur dari PSI adalah Tsamara Amany Alatas. Posisinya terakhirnya sebagai ketua Dewan Pimpinan Pusat PSI yang dijabat selama lima tahun.
Posisi terakhir Sunny -- yang merupakan mantan staf Basuki Tjahja Purnama (Ahok) ketika masih menjadi gubernur Jakarta -- sebagai sekretaris Dewan Pembina PSI.
Kabarnya, Sunny meninggalkan PSI supaya dia bisa fokus mendukung Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang sedang bersiap maju menjadi calon presiden pada pemilu 2024.
Pilihan Sunny menjadi perhatian publik karena Anies yang didukungnya sekarang merupakan lawan politik Ahok di pemilihan gubernur Jakarta yang berlangsung beberapa waktu lalu.
Bagi Ahok yang sekarang menjabat komisaris utama Pertamina, pilihan politik yang diambil Sunny merupakan haknya sendiri.
"Siapa pun yang dia dukung, itu hak pribadi dia, tidak ada hubungan dengan saya," kata Ahok kepada Suara.com, Kamis (30/6/2022).
Sedangkan Tsamara meninggalkan PSI pada April 2022 alasannya ingin fokus mengabdi untuk Indonesia melalui cara-cara lainnya, salah satunya dengan fokus menyuarakan isu perempuan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan.
Reaksi PSI
Merujuk pada penjelasan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, Sunny sebenarnya sudah menyaimpaikan keinginan untuk mundur sejak setahun yang lalu.
Semenjak itu, statusnya menjadi anggota non aktif atau tidak dilibatkan sama sekali dalam operasional partai.
Grace menyatakan bahwa dia menyayangkan Sunny meninggalkan PSI, tetapi dia tetap menghormati keputusan itu.
Setelah ditinggalkan Sunny, jabatan diisi oleh Raja Juli Antoni yang sebelumnya menjadi sekretaris jenderal PSI. [rangkuman laporan Suara.com]