Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi para guru di Bandar Lampung.
Adapun program literasi digital #Makin Cakap Digital ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Ini lantaran menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5% dibandingkan awal tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia.
Baca Juga: Tingkatkan Literasi Digital, Kemenkominfo Gandeng UGM
Dan pandemi yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 telah meningkatkan penggunaan internet dan mempercepat adopsi digital pada kegiatan sehari-hari. Kegiatan seperti belajar mengajar di rumah, bekerja dari rumah, berbelanja hingga pemeriksaan kesehatan dilakukan menggunakan aplikasi digital.
Kemenkominfo pun merespon itu dengan program literasi digital nasional dengan tema webinar kali ini yakni “Aplikasi yang Memudahkan Guru Dalam Mengajar.” Di mana webinar itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dibuka dengan sambutan Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pengerapan, yang menyatakan kemajuan teknologi digital perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital.
“Peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak dan tepat guna,” kata Semuel Abrijani Pengerapan ditulis Kamis (30/6/2022).
Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jhonny G. Plate dalam kesempatan itu menjelaskan jika Kementrian yang dipimpinnya juga fokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan.
Baca Juga: ASN Dinilai Berperan Penting dalam Transformasi Digital di Tanah Air
“Sejak dilaksanakan pada tahun 2017, program lieterasi digital telah menjangkau lebih dari 12,6 juta masyarakat, setidaknya di tahun 2022 ini akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kementrian Kominfo juga akan berfokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan. Para peserta akan diberikan pelatihan literasi berdasarkan pada empat pilar,” jelas Menkominfo.
Untuk webinar Sektor Pendidikan Wilayah Sumatera di Bandar Lampung, tampil sebagai narasumber pertama Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Sekretariat Kota Bandar Lampung, Tole Dailami yang membawakan materi Etika Digital yang berjudul “Mahir Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Pembelajaran”.
Ia menjelaskan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring memaksa pengajar untuk bisa mengatasi permasalahan yang muncul karena sistem belajar ini memberikan ruang dan definisi lebih luas dari belajar itu sendiri.
“Dalam virtual learning, dibutuhkan kolaborasi yang sangat erat antara teknologi, konten digital, dan pengajar,” ujar Tole Dailami.
Ia pun menilai jika dalam pembelajaran digital itu memaksa pengajar untuk memahami teknologi yang terbilang asing agar memudahkan proses pembelajaran, akan memiliki hasil tidak sempurna. Sehingga pengajar dapat menggunakan media paling umum yang diketahui banyak orang, seperti youtube, e-learning, dan animasi.
“Maka dari itu, pengajar bisa menggunakan media yang sudah cukup familiar dan mudah digunakan, sebagai sarana adaptasi sistem pembelajaran yang baru,” jelasnya.
Selain Tole Dailami, terdapat dua narasumber lainnya yakni Ridwan Muzir yang merupakan peneliti dan pengasuh tarbiyahislamiyah.id yang membawakan meteri Budaya Digital dengan judul “Aplikasi yang Memudahkan Guru dalam Mengajar.”
Ridwan memaparkan kecenderungan belajar di era digital, juga penggunaan teknologi digital yang tersedia untuk membantu guru dalam mengajar, di antaranya dengan alat atau sarana berupa aplikasi.
Ia pun menjelaskan jenis-jenis aplikasi yang bisa dimanfaatkan guru dalam mengajar, berupa aplikasi presentasi atau media pembelajaran, aplikasi manajemen kelas, dan juga aplikasi penilaian atau asesment.
“Era digital memungkinkan kegiatan belajar menjadi makin mandiri dan murah. Dan guru yang baik adalah guru kreatif, dia tidak akan bingung saat teknologi maju tidak tersedia. Teknologi digital hanyalah alat, bukan tujuan,” tutup Ridwan.
Sedangkan pemateri terakhir yakni Evi Mustikasari yang merupakan seorang Content Creator, tampil membawakan materi Kecakapan Digital. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Indriani Wijaya.