Suara.com - Beberapa waktu lalu media sosial digegerkan dengan berita pelecehan seksual yang dialami seorang penumpang wanita di kereta api jarak jauh.
Namun sejatinya pelecehan seksual memang sering terjadi, tidak peduli lokasi, waktu, serta profil korban dan pelakunya.
Karena itulah, diperlukan upaya ekstra untuk bisa mencegah terulangnya kembali pelecehan seksual. Namun langkah ekstra yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia kali ini sukses mendulang pujian masyarakat luas.
Seperti dilihat di unggahan akun Twitter @the_ma_wariiii, yang menunjukkan sebuah stiker untuk mengingatkan pentingnya pencegahan terjadinya pelecehan seksual.
Baca Juga: Aksi Bocil Iseng Tendang Pondasi Kayu, Endingnya Gubuk Begini: Broken Home
"TIDAK ADA RUANG untuk pelaku pelecehan seksual di kereta api," seperti itulah baris tulisan yang bisa dibaca di kartu yang dibagikan, dikutip Suara.com pada Rabu (29/6/2022).
Hal inilah yang kemudian mendapat pujian dari banyak warganet. Apalagi karena kampanye serupa juga dilakukan di berbagai stasiun, seperti yang dipamerkan beberapa warganet lain.
"Setelah ada tindakan ke pelaku pelecehan seksual, sekarang menguatkan awarenessnya buat ngingetin penumpang. Bener-bener walk the talk. You're doing great job @CommuterLine @KAI121," puji @the_ma_wariiii.
"Dapat ini juga di stasiun Bogor," imbuh warganet lain, menunjukkan kartu dengan tulisan, "STOP Pelecehan Sexual! Semua peduli, semua terlindungi".
"Kita dari komunitas sahabat kereta api Daop 2 Bandung dan Komunitas Edan Sepur juga turut ikut acara kampanye anti pelecehan seksual," kata warganet, menunjukkan dokumentasi kampanye yang disertai beberapa foto poster cegah pelecehan seksual.
Kampanye Cegah Pelecehan Seksual Diadakan di Berbagai Stasiun
Rupanya agenda kampanye pencegahan pelecehan seksual ini sedang diadakan di berbagai wilayah. Misalnya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, yang memperlihatkan aktivitas sejumlah petugas yang membawa pamflet kampanye cegah pelecehan seksual.
"Stop pelecehan seksual", "Stop sexual abuse, save mental health", sampai "KAI Tidak Mentolerir tindak pelecehan seksual" adalah beberapa hal yang dikampanyekan oleh petugas lewat poster-poster tersebut.
Petugas terlihat berkeliling di seluruh penjuru Stasiun Pasar Senen, mengampanyekan pentingnya waspada serta pencegahan pelecehan seksual.
Petugas juga terlihat naik ke gerbong kereta, menunjukkan poster yang sama kepada para penumpang. Bahkan petugas keamanan sampai kebersihan ikut dikaryakan untuk mengampanyekan hal ini.
Hal senada juga dilakukan oleh PT KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta. Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Siupriyanto, menyatakan bahwa kampanye semacam ini dilaksanakan serentak di 14 stasiun.
"Selain di Stasiun Tugu Yogyakarta, kegiatan ini dilakukan serentak di sejumlah stasiun lain. Total ada 14 stasiun yang hari ini menggelar kegiatan serupa," jelas Supriyanto.
Terlihat petugas berkeliling membawa poster dan banner tentang pentingnya pencegahan pelecehan seksual. Tampak pula ada petugas yang membawa beberapa tangkai bunga mawar maupun suvenir lain seperti stiker.
"Melalui kampanye ini, kami ingin membangun kesadaran seluruh pelanggan untuk saling menghargai saat memanfaatkan layanan kereta api. Saling menghormati sehingga kenyamanan penumpang terjaga," tutur Supriyanto.
Warganet Berharap Kampanye Serupa Dilakukan di Transportasi Umum Lain
Kampanye ini disambut baik oleh banyak warganet. Namun bukan cuma banjir pujian, publik juga berharap agar kampanye serupa dilakukan oleh transportasi umum lain.
"Berharap TJ juga. Dulu inngat banget pantat digesek-gesek dan tangan ditoel-toel pas lagi berdiri dan penuh desek-desekan," ujar warganet.
"Andai saja memang benar-benar bisa berlaku di semua moda transportasi," sambung warganet lain.
"Emang keren sih, kemarin naik kereta juga gitu selalu diingetkan tentang KS. Respect @KAI121," kata warganet.
"Tadi di kereta juga ada pengumuman tentang hukuman pelaku pelecehan seksual di kereta. Senang sekaliii," lanjut yang lainnya.
Meski begitu, beberapa menyayangkan pemilihan desain kartu dan poster yang menggambarkan persis pelecehan seksual yang dialami oleh korban. Publik rupanya juga cemas bila kampanye ini malah memicu rasa trauma korban.