Suara.com - Kedatangan jemaah haji 2022 asal Indonesia di Tanah Suci mulai bertambah banyak. Kepala Seksi Petugas dan Keamaaan Jemaah, Kolonel Muftil Umam, melaporkan sejauh ini belum ada masalah berat yang terjadi. Namun, kesalahan-kesalahan kecil seperti jemaah tersesat dan merokok di area terlarang beberapa kali dijumpai.
Beberapa masalah di Masjidil Haram terbilang masih bisa diatasi petugas. Ada beberapa kasus kecil misalnya karena ketidaktahuan, jemaah menggunakan jasa kereta dorong ilegal. Permasalahan yang melibatkan otoritas kerajaan Arab Saudi juga relatif tidak ada.
“Ada satu-dua masalah. Ada jemaah yang merokok. Ada yang merokok di sekitaran sai, habis sai langsung merokok, sehingga didatangi Askar. Tidak sempat dibawa ke Askar, akhirnya bisa diselesaikan,” kata Muftil Umam ketika memberikan keterangan pers di ruang MCH Daker Makkah, Rabu (29/6/2022).
Karenanya Muftil mengimbau jemaah bisa menahan agar tidak merokok di sekitaran masjid. Apalagi di dalam Masjidil Haram.
Baca Juga: Heboh Rombongan Haji Mengamuk dan Keroyok Sopir Truk Box, Warganet: Mau Naik Haji Malah Naik Pitam
“Pertama, soal tingkah laku yang susah diubah, soal rokok. Kedua, membawa uang. Kadang jemaah suka menaruh sesuatu misalnya bawa uang, tasnya ditinggal saat wudhu, terus lupa. Yang penting lagi, jaga kesehatan kurangi ke luar hotel menyambut Armuzna,” kata dia.
Hasil evaluasi sementara, masalah jemaah yang paling banyak terjadi di Masjidil Haram adalah lupa atau tidak tahu jalan pulang ke hotel. Tahun ini, jemaah yang seperti itu mudah diarahkan karena rata-rata masih berusia muda di bawah 65 tahun dengan tingkat pengetahuan yang mencukupi.
“Hampir tidak ada risti (pelindungan), seperti tahun 2019 yang luar biasa. Tiap hari 2019, hampir ada 200 jemaah tersesat, sekarang paling banyak 20. Ini sama teman-teman langsung diatasi. Kalau ada jemaah yang tersesat. Linjam wajib membantu sampai titik bus pengantaran,” paparnya.
KBIH juga diimbau untuk tidak membuat program umrah berkali-kali yang ujungnya menguras tenaga jemaah. “KBIH tertentu ada yang menargetkan jemaahnya umrah 7-8 kali. Terutama di wilayah Jawa Barat. Ini menjadi beban jemaah, apalagi dalam kondisi kurang sehat. Kalau dipaksakan, sementara sebentar lagi kita akan melaksanakan puncak haji,” ujarnya.
Baca Juga: Jemaah Melonjak, Petugas Tambah Pasukan Keamanan Tanpa Seragam di Masjidil Haram