Jemaah Melonjak, Petugas Tambah Pasukan Keamanan Tanpa Seragam di Masjidil Haram

Rabu, 29 Juni 2022 | 17:39 WIB
Jemaah Melonjak, Petugas Tambah Pasukan Keamanan Tanpa Seragam di Masjidil Haram
Hingga Rabu hari ini, 29 Juni 2022, sebanyak 78.839 calon haji reguler dari Indonesia sudah tiba di Tanah Suci Mekkah.(Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melalui Seksi Petugas dan Keamanan Jemaah Daerah Kerja (Daker) Mekkah menambah pasukan personel untuk memperkuat pengamanan seiring dengan melonjaknya jumlah jemaah ibadah haji 2022 yang tiba. Pasukan khusus dari TNI/Polri ini dipersiapkan untuk menjaga keamanan jemaah di wilayah Masjidil Haram.

“Personel kita perkuat di Masjidil Haram demi memberikan rasa aman. Sebelumnya, sektor khusus Masjidil Haram personel 10. Saat ini ditambah 19 jadi 29 personel. Ini yang khusus personel dari TNI/Polri,” ujar Kepala Seksi Petugas dan Keamaaan Jemaah, Kolonel Muftil Umam, ketika memberikan keterangan pers di ruang MCH Daker Makkah, Rabu (29/6/2022).

Kendati pasukan khusus ini berstatus TNI/Polri, tapi para petugas keamanan tersebut tak mengenakan seragam prajurit selama bertugas. Sebagai penggantinya, para pasukan khusus ini mengenakan pakaian putih dan rompi hitam layaknya petugas haji lainnya.

Muftil Umam yang merupakan prajurit Kopassus ini mengatakan, selain perkuatan personel, shift jaga di Masjidil Haram juga ditambah. Jika sebelumnya hanya dua shift dengan durasi jaga masing-masing 12 jam, saat ini ditambah menjadi tiga shift dengan durasi jaga 8 jam.

Baca Juga: Produsen Perhiasan Emas Asal Malaysia Berminat Ekspansi ke Indonesia

Selain prajurit TNI/Polri, sektor khusus di Masjidil Haram juga diperkuat petugas lainnya. Total petugas di sektor khusus kini mencapai 80 orang.

Mereka tersebar di delapan titik masjid baik di dalam maupun di luar masjid. Di antaranya di lokasi tawaf, lokasi sai, pintu Babussalam, sekitar Tower Zamzam, serta tiga terminal bus yang ada di seputaran Masjidil Haram.

Selain memberi rasa aman bagi jemaah, personel yang dikenal dengan sebutan Linjam (pelindungan jemaah) ini juga membantu jemaah yang tersesat, membantu memenuhi kebutuhan jemaah termasuk juga membantu jemaah agar tidak menggunakan jasa kereta dorong ilegal hingga membantu jemaah yang kehilangan sandal.

“Termasuk kereta dorong kita juga arahkan dan sosialisasikan untuk kereta dorong yang resmi. Kami juga punya banyak sandal untuk membantu jemaah yang kehilangan sandal,” ujarnya.

Masalah keamanan jemaah

Baca Juga: Deddy Corbuzier Batal Ibadah Haji, Gus Miftah: Secara Psikologis, Belum Siap

Hasil evaluasi sementara, masalah jemaah yang paling banyak terjadi di Masjidil Haram adalah lupa atau tidak tahu jalan pulang ke hotel. Tahun ini, jemaah yang seperti itu mudah diarahkan karena rata-rata masih berusia muda di bawah 65 tahun dengan tingkat pengetahuan yang mencukupi.

“Hampir tidak ada risti (pelindungan), seperti tahun 2019 yang luar biasa. Tiap hari 2019, hampir ada 200 jemaah tersesat, sekarang paling banyak 20. Ini sama teman-teman langsung diatasi. Kalau ada jemaah yang tersesat. Linjam wajib membantu sampai titik bus pengantaran,” ujarnya.

Sedangkan untuk kasus di dalam Masjidil Haram hampir tidak ada. Ada beberapa kasus kecil misalnya karena ketidaktahuan, jemaah menggunakan jasa kereta dorong ilegal. Permasalahan yang melibatkan otoritas kerajaan Arab Saudi juga relatif tidak ada.

“Ada satu-dua masalah. Ada jemaah yang merokok. Ada yang merokok di sekitaran sai, habis sai langsung merokok, sehingga didatangi Askar. Tidak sempat dibawa ke askar, akhirnya bisa diselesaikan,” ujarnya.

Karenanya Muftil mengimbau jemaah bisa menahan agar tidak merokok di sekitaran masjid. Apalagi di dalam Masjidil Haram.

“Pertama, soal tingkah laku yang susah diubah, soal rokok. Kedua, membawa uang. Kadang jemaah suka menaruh sesuatu misalnya bawa uang, tasnya ditinggal saat wudhu, terus lupa. Yang penting lagi, jaga kesehatan kurangi ke luar hotel menyambut Armuzna,” kata dia.

KBIH juga diimbau untuk tidak membuat program umrah berkali-kali yang ujungnya menguras tenaga jemaah. “KBIH tertentu ada yang menargetkan jemaahnya umrah 7-8 kali. Terutama di wilayah Jawa Barat. Ini menjadi beban jemaah, apalagi dalam kondisi kurang sehat. Kalau dipaksakan, sementara sebentar lagi kita akan melaksanakan puncak haji,” ujarnya.

Sementara itu laporan harian Kantor Urusan Haji per 28 Juni 2022 malam menunjukkan total kedatangan jemaah haji reguler di Arab Saudi telah mencapai 78.839 jemaah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI