PDIP Emoh Koalisi dengan Demokrat, Pengamat: Akibat Sensinya Megawati Saat Dikalahkan SBY 2004 Silam

Selasa, 28 Juni 2022 | 14:44 WIB
PDIP Emoh Koalisi dengan Demokrat, Pengamat: Akibat Sensinya Megawati Saat Dikalahkan SBY 2004 Silam
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PDI Perjuangan memberikan sinyal untuk tidak berkoalisi dengan Partai Demokrat pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Menanggapi itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai ada faktor emosional dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang berpengaruh besar terhadap sikap partai.

Ujang kembali mengingatkan pada Pilpres 2004, di mana kala itu, Megawati dikalahkan oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Padahal sebelumnya SBY menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan pada 2001 atau tepatnya ketika Megawati bertengger sebagai presiden.

Efek kalah dari 'anak buah' itu lah yang dianggap Ujang masih mempengaruhi hubungan Megawati dan SBY.

"Saya melihat begini, memang ada kan kalau perempuan itu kan perasa jadi ibu Megawati itu sosok ibu jadi dia perasa jadi emosionalitas itu mengalahkan rasionalitas," kata Ujang dalam diskusi bertajuk Belum Ditembak Sudah Ditolak secara virtual, Selasa (28/6/2022).

'Sensi'nya Megawati terhadap SBY itu dilihat Ujang terus berlangsung meskipun Pilpres 2004 sudah lama berakhir. Sebagai contoh ketika Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dikabarkan masuk ke pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Sampai jabatan dua periode Jokowi mau berakhir pun, nama AHY tetap tidak ada dalam jajaran menteri. Padahal menurut Ujang, hubungan Jokowi dengan SBY yang notabene merupakan ayah dari AHY terbilang cukup baik.

"Ini adalah persoalan lama yang muncul kembali, luka lama itu belum kering dan saya melihat persoalan keibuan ini lah yang menjadi faktor yang terbawa ke dalam persoalan politik."

Tutup Peluang

Baca Juga: Tessy Tak Ikut Antar Jenazah Istri ke Pemakaman, Kenapa?

Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, sebelumnya, mengatakan sulit untuk menjajaki koalisi dengan PKS dan Demokrat untuk Pilpres 2024. Namun, PDIP bicara buka peluang bekerjasama dengan partai lain seperti Gerindra-PKB dan Golkar, PAN hingga PPP yang tergabung di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI