Suara.com - Sudah berkali-kali tentara Rusia dituduh mencuri gandum dari para petani Ukraina di wilayah yang mereka kuasai.
Mereka juga dituduh mencuri hasil panen lainnya, seperti biji bunga matahari, pupuk dan perlengkapan pertanian.
BBC telah berbicara dengan para petani, menganalisis gambar-gambar satelit, dan melacak data untuk menemukan bukti ke mana hasil panen curian itu dibawa.
Baca juga:
Baca Juga: Mantap! Presiden Jokowi Dukung Ekspor Gandum dari Negara G7 ke Ukraina
- Rusia dituduh curi gandum dari Ukraina dan menjualnya ke luar negeri
- Imbas konflik Rusia-Ukraina bagi Indonesia - Harga mi instan hingga bunga kredit bisa naik
- Bagaimana pertempuran di Ukraina bisa sebabkan harga roti naik
Sekitar belasan kilometer dari garis depan perang, petani Ukraina Dmytro bercerita kepada kami, bagaimana bisnis yang telah dia bangun selama 25 tahun bisa hancur dalam waktu empat bulan setelah Rusia mulai menduduki negaranya.
BBC telah menghubungi lebih dari 200 petani yang lahannya masuk ke dalam teritori pendudukan Rusia saat ini. Dmytro, kami tidak menggunakan nama sebenarnya untuk melindunginya, adalah salah satu dari sedikit pertani yang mau kami temui.
"Mereka mencuri gandum kami. Mereka menghancurkan rumah beserta halaman kami, menghancurkan perlengkapan kami."
Dia mengatakan tentara Rusia saat ini menguasai 80% dari puluhan ribu hektare lahan pertaniannya dan menuduh mereka mencuri gandum dalam skala industri.
"Mereka menjarah kantor kami, bahkan melepas kabel dan foto-foto kerabat kami yang terpasang di dinding."
Baca Juga: Jokowi Minta Dukungan Negara-negara G7 untuk Fasilitasi Ekspor Gandum dari Ukraina
CCTV milik salah satu perusahaan menangkap momen ketika tentara Rusia datang. Kami mengaburkan situasi di sekelilingnya demi melindungi identitas dari pemilik lahan pertanian.
Namun, simbol Z yang digunakan tentara Rusia di Ukraina masih terlihat jelas di kendaraan militer yang mereka gunakan.
Rekaman itu juga menunjukkan seorang tentara menyadari ada kamera pengawas dan mencoba menembaknya, tapi tidak kena.
BBC juga telah memperoleh dokumen yang berisi daftar lahan-lahan pertanian yang hasil panennya akan ditransfer ke otoritas pendudukan setempat.
Satu investigasi terpisah yang dilakukan oleh BBC Rusia dan BBC Ukraina mengungkap, dalam beberapa kasus, Rusia memaksa petani Ukraina untuk menjual gandumnya dengan harga di bawah harga pasar.
Para petani juga diminta menandatangani dokumen-dokumen untuk membuktikan bahwa mereka telah menjual hasil panennya secara legal.
Dalam laporan awal disebutkan bahwa tentara Rusia melakukan pencurian, tapi para petani yakin ada perubahan taktik ketika Rusia mulai menyadari jika mereka tidak membayar sepeser pun, hasil panen berikutnya bisa disabotase.
Para petani mengatakan mereka terpaksa menerima harga rendah karena mereka tidak punya alternatif lain dan perlu membeli bahan bakar dan membayar pekerja.
Emilie Pottle, seorang pengacara hukum internasional, mengatakan kepada BBC bahwa tindakan-tindakan ini bisa melanggar Konvensi Jenewa dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang mengatur kekuasaan saat pendudukan.
Kami telah menghubungi pihak berwenang Rusia dan menanyakan tuduhan-tuduhan yang mengarah kepada mereka, tapi kami belum menerima jawaban.
Namun, beberapa pejabat di wilayah yang dikuasai Rusia telah berbicara secara terbuka tentang gandum Ukraina yang diambil dari wilayah-wilayah yang sekarang mereka kuasai.
Dmytro mengatakan dua truk gandum yang diambil oleh Rusia dilengkapi pelacak GPS.
Kami telah menggunakan datanya dan menyaksikan mereka pergi ke selatan, mengarah ke Krimea, wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia pada 2014, dan kemudian menuju ke Rusia.
Dari data GPS itu, kedua truk gandum terlihat berhenti di dekat fasilitas penyimpanan, yang diidentifikasi sebagai tempat menyimpan gandum - di Kota Oktyabrsky, Krimea.
Dalam citra satelit pada 14 Juni tahun ini, Anda dapat melihat barisan truk berada di jalan, di samping fasilitas tersebut. Ini bukan truk yang kami miliki data GPS-nya, tetapi tampaknya merupakan truk lain yang digunakan untuk mengangkut gandum.
Kita dapat melihat fasilitas penyimpanan berada di sebelah jalur rel, yang dapat digunakan untuk mengangkut gandum, baik ke Rusia maupun ke pelabuhan di Krimea selatan.
Bagian atas fasilitas penyimpanan juga tampaknya memiliki simbol Z - lambang invasi Rusia - di atapnya.
Mengantre di perbatasan
Ada juga citra satelit di dua titik masuk utama ke Krimea - di Chonhar dan Armyansk - di mana Anda dapat melihat penumpukan kendaraan, yang dapat digunakan untuk mengangkut gandum dan hasil panen lainnya.
Gambar dari titik masuk Chonhar yang diambil pada 17 Juni memperlihatkan barisan truk sepanjang lebih dari lima kilometer.
Kepadatan lalu lintas jalan raya ke Krimea ini termasuk tidak biasa karena Ukraina tidak memiliki akses ke daerah tersebut sejak dicaplok Rusia pada 2014. Krimea juga telah mengekspor gandum dan hasil panen lainnya dari tempat lain.
Volume lalu lintas itu mungkin dapat diinterpretasikan sebagai truk-truk kosong yang kembali dari daerah-daerah pendudukan setelah mengirimkan persediaan untuk pasukan Rusia.
Namun, interpretasi yang jelas adalah bahwa banyak dari truk itu yang membawa gandum - atau hasil panen lain seperti biji bunga matahari - yang diambil dari para petani Ukraina.
Citra satelit dari kota Dzhankoi di Krimea menunjukkan serangkaian truk menunggu di jalan di sebelah fasilitas penyimpanan gandum dan di dekat stasiun kereta api yang terhubung.
Gambar-gambar di atas menunjukkan kereta kargo - dengan gerbong yang teridentifikasi sebagai jenis gerbong yang digunakan untuk mengangkut gandum dan hasil panen lainnya - di stasiun di sebelah fasilitas penyimpanan.
Kereta dari Dzhankoi terhubung ke pelabuhan Sevastopol dan Kerch, di mana hasil pertanian dapat menuju ke Rusia atau ke luar negeri.
Ke mana Gandum Ukraina di bawa?
"Mereka membawa gandum ke Krimea terlebih dahulu, di mana mereka mengangkutnya ke [pelabuhan] Kerch atau Sevastopol, kemudian mereka mengangkut gandum Ukraina menggunakan kapal Rusia dan pergi ke Selat Kerch," kata Andrii Klymenko, pakar di Institute for Black Sea Strategic Studies di Kyiv.
"Di sana, di Selat Kerch [antara Krimea dan Rusia], mereka memindahkan gandum Ukraina dari kapal-kapal kecil ke pengangkut curah, di mana gandum-gandum itu dicampur dengan gandum-gandum lainnya dari Rusia - atau dalam beberapa situasi, mereka berlayar ke daerah ini hanya untuk memberi kesan mereka memuat gandum Rusia."
Dia menambahkan, gandum-gandum itu kemudian diekspor dengan sertifikat Rusia, mengatakan bahwa itu adalah hasil panen Rusia.
Kapal-kapal yang mengangkut hasil panen itu umumnya menuju ke Suriah atau Turki.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan mereka telah menyelidiki klaim tentang gandum Ukraina yang dikirim ke Turki dan sejauh ini tidak menemukan bukti apa pun.
"Kami melihat pelabuhan keberangkatan kapal dan di catatannya, asal barangnya dari Rusia," katanya.
Aktivitas yang tidak biasa di Sevastopol
Citra satelit terminal Avlita, terminal khusus untuk biji-bijian, di pelabuhan Sevastopol, di barat Krimea, menunjukkan tingkat aktivitas yang tinggi sepanjang bulan Juni, dengan material berwarna kuning yang serupa dengan warna gandum, dimuat ke beberapa kapal.
Kami meninjau gambar terminal yang sama pada bulan Juni selama beberapa tahun terakhir, dan jumlah aktivitas ini tampaknya sangat tinggi.
Beberapa ahli yang kami ajak bicara mengatakan aktivitas ini hanya dapat dijelaskan jika ada gandum yang diangkut dari daratan Ukraina.
"Krimea tidak benar-benar menanam banyak gandum untuk ekspor, itu bukan tempat mereka menanam tanaman itu," kata Mariia Bogonos, pakar kebijakan pertanian di Kyiv School of Economics.
Selain itu, secara geografis, tidak masuk akal juga Rusia menggunakan pelabuhan di Sevastopol untuk mengekspor gandum-gandumnya sendiri.
Namun, Mike Lee, seorang ahli pertanian di Green Square Agro yang pernah bekerja di Ukraina dan Rusia, mengatakan sebagian gandum yang keluar dari Krimea bisa saja merupakan bagian dari simpanan panen tahun lalu, yang disimpan di gudang karena perang.
"Krimea berada di bawah kendali Rusia, tetapi rantai pasokan juga terpengaruh di sana."
Kapal-kapal mematikan pelacaknya
Dari Krimea, pihak berwenang AS dan Ukraina, serta beberapa laporan media, menyebutkan ada sembilan kapal yang mereka yakini telah mengangkut gandum curian Ukraina ke luar negeri.
Menggunakan data dari Lloyd's List Intelligence (LLI), BBC telah melacak kapal-kapal ini berada dalam perjalanan dari Krimea menuju pelabuhan di Turki dan Suriah sejak April.
LLI mengatakan kapal-kapal tersebut menggunakan apa yang oleh para ahli maritim digambarkan sebagai praktik pelayaran "menipu". Mereka mematikan pelacak di kapal ketika memasuki Laut Hitam, atau ketika bergerak di sekitar Selat Kerch dekat Krimea, atau ketika mendekati pantai Suriah.
Ketika pelacak mereka kembali menyala, kapal-kapal itu berlayar ke selatan dan kebanyakan kapal-kapal itu melaporkan kedalaman air yang lebih rendah, yang menunjukkan bahwa mereka telah mengisi kargo selama pelacak dimatikan.
BBC memetakan perjalanan tiga kapal: Matros Pozynich dan Sormovskiy 48, yang dimiliki oleh dua perusahaan di Rusia, serta Finikia, yang dimiliki oleh Otoritas Maritim Suriah.
Kami mencoba menghubungi pemilik kapal yang terdaftar di Rusia untuk menanyakan perjalanan tersebut, tetapi tidak mendapat tanggapan. Kami tidak dapat menghubungi pemilik kapal Suriah.
Terlepas dari ada celah yang kosong dalam riwayat pelacak mereka, citra satelit telah mengungkapkan di mana beberapa kapal berada.
Gambar-gambar dari Maxar menunjukkan Matros Pozynich di Sevastopol, di Krimea, pada pertengahan Mei. Selama perjalanan ini, ia berlayar ke Selat Kerch, kemudian transponder-nya mati selama lima hari, dan kemudian muncul kembali ratusan kilometer ke selatan, di Laut Hitam.
Kapal itu kemudian terekam berada di pelabuhan Latakia di Suriah, tetapi sistem pelacakannya dimatikan.
Berdasarkan aturan Keselamatan Jiwa di Laut yang dibuat oleh PBB (SOLAS), kapal harus mengaktifkan pelacaknya setiap saat, kecuali jika itu menimbulkan ancaman bagi keselamatan dan keamanannya - dari pembajakan, misalnya.
Michelle Wiese Bockmann, editor di Lloyd's, percaya bahwa tidak ada pembenaran untuk mematikan pelacak di dekat Krimea atau di dekat pantai Suriah.
"Praktik ini jelas tidak terkait dengan risiko pembajakan," kata Bockmann. "Kapal lain menyalakan transponder, jadi mengapa mereka tidak melakukannya?"
Reportase tambahan dari Ukraina oleh Hanna Wtikenwneider, Sira Thierij, Anna Chornous
Reportase tambahan dari London oleh Josh Cheetham, Jake Horton, Daniele Palumbo, Erwan Rivault, dan Andrei Zakharov