Jokowi Minta Dukungan Negara-negara G7 untuk Fasilitasi Ekspor Gandum dari Ukraina

Siswanto Suara.Com
Selasa, 28 Juni 2022 | 11:51 WIB
Jokowi Minta Dukungan Negara-negara G7 untuk Fasilitasi Ekspor Gandum dari Ukraina
Presiden AS Joe Biden menghadiri makan siang dengan para pemimpin G7 lainnya untuk membahas pembentukan ekonomi global di Yoga Pavilion, Schloss Elmau di Kuren, Jerman, Minggu (26/6/2022). ANTARA/Pool via REUTERS/Kenny Holston/am.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta dukungan dari negara-negara G7 untuk memfasilitasi ekspor gandum dari Ukraina segera berjalan agar rantai pasok pangan akibat dampak perang kembali normal.

Hal itu dikatakan Presiden dalam sesi kedua KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6) waktu setempat, di mana Presiden Joko Widodo  memfokuskan isu pangan pada pernyataannya.

"Tentunya diperlukan dukungan dari G7 memfasilitasi ekspor gandum Ukraina agar dapat segera berjalan," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers yang diberikan secara virtual melalui akun YouTube dan disaksikan dari Jakarta, Selasa ini.

Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden menyampaikan pentingnya dukungan dari negara-negara G20 untuk melakukan reintegrasi ekspor gandum dari Ukraina, serta ekspor komoditas pangan dan pupuk dari Rusia ke dalam rantai pasok global.

Baca Juga: Rakyat Negara Berkembang Terancam Kelaparan, Jokowi Ajak Negara-negara G7 dan G20 Bersama-sama Atasi Krisis

Oleh karena itu, Presiden memandang ada dua cara untuk melakukannya, yakni pertama memfasilitasi ekspor gandum Ukraina. Kedua, Presiden juga memandang pentingnya mengkomunikasikan kepada dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.

Presiden menilai bahwa komunikasi yang intensif ini diperlukan agar tidak terjadi keraguan berkepanjangan dari publik internasional.

"Komunikasi yang intensif juga perlu dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait seperti bank, asuransi, perkapalan, dan lain-lain," kata Presiden melalui Menlu Retno.

Kepala Negara juga menegaskan bahwa dampak perang Ukraina-Rusia terhadap rantai pasok pangan dan produktivitas pangan melalui pupuk sangatlah nyata.

Jika gagal menanganinya, lanjut Presiden, krisis atau kelangkaan beras yang menyangkut dua miliar manusia, terutama di negara berkembang dapat terjadi.

Baca Juga: Duh, PM Inggris Tinju Lengan Jokowi Saat Bertemu di Jerman! Ada Apa Nih?

Selain menghadiri KTT G7 sebagai partner countries, Presiden juga melakukan sekitar sembilan pertemuan bilateral dengan pimpinan Negara India, Prancis, Kanada, Jerman, Inggris, Jepang dan Uni Eropa serta pejabat IMF.

Isu terkait rantai pasok pangan dunia pun tidak luput dibahas oleh Presiden Jokowi di hampir semua pertemuan bilateral itu. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI