Tega! Pelanggan Jebak Ojol, Minta Antar ke Showroom Malah Bawa Kabur Motor Baru, Driver Dijadikan Jaminan

Senin, 27 Juni 2022 | 14:48 WIB
Tega! Pelanggan Jebak Ojol, Minta Antar ke Showroom Malah Bawa Kabur Motor Baru, Driver Dijadikan Jaminan
Ilustrasi ojek online. (Suara.com/Ema Rohimah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Modus penipuan memang semakin beragam, serta tentu saja sangat merugikan korbannya. Mirisnya, aksi penipuan semacam ini kerap menyasar wong cilik alias orang-orang yang tingkat kesejahteraannya juga kurang baik.

Salah satunya seperti tampak dari unggahan akun Instagram @lambe_ojol. Akun ini sendiri mengunggah ulang postingan yang sebelumnya diviralkan oleh Facebook dengan nama "Van Abr".

"Ngga tega liatnya. Kronologisnya , antar orang dari penjaten arah Cinere ke showroom motor (tanpa aplikasi)," ujar pemilik akun lewat postingan tertanggal 22 Juni 2022 tersebut, dikutip Suara.com, Senin (27/6/2022).

Sesampainya di tempat tujuan, pelaku kemudian pura-pura ingin membeli sebuah sepeda motor dan melakukan test drive.

Baca Juga: Wamenag Sebut Rasa Sensitif Manajemen Holywings Tumpul Gegara Buat Promosi Miras 'Muhammad'

Tak disangka, saat itulah pelaku tega melakukan aksi penipuannya. Sebab pelaku meminta korban untuk mengaku sebagai saudaranya dan dijadikan jaminan untuk membawa keluar sebuah sepeda motor baru dengan dalih test drive.

"Namun si bapak ojol ini jadi korban, si pelaku ngakunya saudaranya (karena di iming-imingin mau dikasih komisi 300 ribu si bapak ojol ini ngaku saudaranya)," tutur pemilik akun.

"Pas motor dites langsung dibawa kabur dan apesnya motor si bapak ini jadi jaminan. Bila motornya mau diambil harus nebus Rp 7,5 juta (motor yang dibawa kabur pelaku)," sambungnya.

Ya, pelaku penipuan yang menyamar jadi pelanggan itu tega menjadikan sepeda motor si driver sebagai jaminan. Padahal tentu saja sepeda motor itu menjadi sarana untuk driver ojek online mencari nafkah.

Apabila driver ingin mengambil kembali sepeda motornya yang ditahan pihak showroom, maka ia harus menyerahkan uang sebesar Rp 7,5 juta.

Baca Juga: Ada Teriakan Histeris, Video Menegangkan Wanita Jatuh dari Peron saat KRL Melintas

Beruntung korban sudah berhasil dipulangkan oleh seorang driver ojek online lain. Namun karena kelewat panik dan takut, korban penipuan itu sempat pingsan serta muntah-muntah saat di tempat kejadian perkara (TKP).

Melihat foto nomor rumah yang disertakan di unggahan, korban tampaknya adalah seorang warga Kelurahan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat.

Warganet sendiri menanggapi kasus ini dengan beragam respons. Namun senada dengan pengunggah kisah, warganet mengingatkan agar para driver ojek online bisa lebih berhati-hati.

"Waduh hati-hati gaess, semoga pekaku cepet ketangkep," ujar @lambe_ojol yang memviralkan kembali kisah tersebut.

"Salah satu alasan gue gak mau offline walau dibayar gede sekalipun," kata warganet lain.

"Bisa kena tuduhan berkomplot lho ini, semoga kebenaran segera terungkap," ujar warganet.

"Tapi bisa jadi ini ada kejahatan yang berencana. Emang disitu posisinya lagi sepi kah? Sehingga ga ada yang bisa ngejar. Kan itu motor baru tanpa plat, pasti bisa kekejar sambil teriakin maling," tutur warganet lain.

"Lemes binggo. Makanya ati ati, jangan kegiur komisi 300 ribu taunya jebakan batmen," timpal yang lainnya.

Gojek Sudah Pernah Mengimbau Driver Tak Menerima Order Offline

Kantor Gojek di Jakarta. [Suara.com/Dythia Novianty]
Kantor Gojek di Jakarta. [Suara.com/Dythia Novianty]

Head of Corporate Affairs Gojek Jabar, Jateng, dan DI Yogyakarta, Arum K Prasodjo, pernah mengingatkan para mitra driver ojek online untuk tidak mengambil pesanan yang dilakukan di luar aplikasi alias offline.

Kala itu Arum menyoroti kasus sate beracun yang menewaskan N (10), anak dari seorang driver ojek online di Sewon, Kabupaten Bantul.

"Sejak awal pun, kami sudah mengingatkan pada mitra toh karena ini kepentingan juga mitra ya untuk tidak melakukan transaksi di luar dari aplikasi," terang Arum pada 30 April 2021.

Apalagi karena tata tertib juga sebenarnya tidak mengizinkan mitra untuk menerima order di luar aplikasi. Hal ini juga untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.

"Hal-hal seperti inilah yang kita hindari, kalau di luar aplikasi kita tidak bisa tracing, tracking, dan ada kemungkinan barang dan sesuatu yang dikirimnya itu kan kita tidak bisa mengetahui, ya kita menjagalah mengantisipasi," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI