Sekjen Gerindra Akui Banyak Pemimpin Politik Lupa Orang yang Membesarkannya, Sindir Siapa?

Senin, 27 Juni 2022 | 13:07 WIB
Sekjen Gerindra Akui Banyak Pemimpin Politik Lupa Orang yang Membesarkannya, Sindir Siapa?
Sekjen Gerindra Akui Banyak Pemimpin Politik Lupa Orang yang Membesarkannya, Sindir Siapa?
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyindir soal sosok pemimpin yang lupa dengan partai politik yang membesarkannya. Menurutnya, sosok pemimpin itu kekinian malah bersebrangan dan bersaing dengan orang yang membesarkannya demi suatu jabatan.

Hal itu disampaikan Muzani saat menghadiri acara wisuda Pondok Pesantren Riyadhussalam pimpinan KH Abdul Wahid, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (25/6/2022) kemarin.

Awalnya ia menyampaikan, kepada para siswa yang telah diswida untuk tidak melupakan jasa kiai, guru, dan orang tua yang membesarkan. Termasuk jasa ponpes yang merupakan almamaternya.

Kemudian Muzani menyinggung adab politik di Indonesia jarang sekali para pemimpin menyampaikan terima kasih kepada orang-orang yang telah membesarkannya, apalagi berterima kasih kepada partai yang telah mengangkat nama harumnya.

Baca Juga: Guntur Romli Buka Kedok Ustaz Yusuf Mansur Cari Suaka Politik dengan Dukung Anies Baswedan: Urus Saja Kasusmu

"Di Indonesia, jarang sekali politik kita yang menunjukkan berterima kasih terhadap orang yang telah membesarkannya. Dalam tradisi politik kita, terima kasih adalah suatu yang langka, jarang dijumpai sepertinya ini menjadi suatu hal yang mahal. Orang yang dibersarkan partai, justru bersaing dengan partai yang membesarkannya, bersaing demi jabatan-jabatan. Adab politik kita telah dijauhi oleh pelaku politik kita," ujar Muzani.

Menurutnya, adab politik tersebut nyata terjadi. Ia mengatakan, para pemimpin yang ia sindir tersebut harus kembali kepada adab seperti yang diajarkan oleh orang tua atau para pendahulunya.

"Hormat menghormati dan saling menghargai adalah sesuatu hal yang telah diajarkan puluhan bahkan ratusan tahun dalam tradisi kita. Tapi akhlak atau adab berterimakasih untuk tahu siapa yang memberi jasa saat ini sudah mulai hilang," tuturnya.

Ia mengatakan, adab dan akhlak berterimakasih merupakan cara untuk kita mencari keberkahan demi kebaikan membangun bangsa dan negara.

"Kita ingin para guru kita, orang tua kita, dan orang-orang yang telah membesarkan kita merasa bangga atas prestasi yang telah kita raih. Maka penting untuk kita berterimakasih kepada orang-orang yang telah membesarkan kita, karena itu adalah untuk kita bisa meraih kebaikan bersama," ungkapnya.

Baca Juga: Didukung FPI Palsu, HTI hingga Eks Teroris jadi Capres 2024, Nasib Anies Bakal jadi Sasaran Tembak Politik Identitas?

Untuk itu, Muzani berharap agar ponpes Riyadhussalam bisa menciptakan calon pemimpin yang bisa menjaga tradisi berterimakasih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Jika akhlak sudah tidak ada lagi dalam kehidupan kita, maka tidak ada lagi rasa saling menghormati dan berterimakasih kepada orang-orang yang telah membesarkan kita. Karena dari sinilah muncul calon pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan. Jika kalian jadi orang jangan pernah berkhianat kepada bangsa, rakyat, guru, kepada kyai-kyai yang telah membesarkan kalian."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI