Suara.com - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI-Perjuangan, Hardiyanto Kenneth mempertanyakan tujuan Gubernur Anies Baswedan mengganti 22 nama jalan jadi tokoh Betawi karena membuat susah warga.
Kenneth mengatakan perubahan nama jalan tersebut otomatis akan berdampak pada perubahan data administrasi warga setempat, khususnya alamat yang ada di Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kebijakan ini dinilai tidak mendesak untuk dilakukan dan malah hanya akan menambah beban warga untuk melakukan pengurusan dokumen.
"Perubahan nama jalan akan berdampak sistemik, semua data administrasi warga akan berubah semua dan itu akan membuat masyarakat kesulitan. Kemudian menurut saya juga tidak ada urgensinya, untuk apa? Justru saya khawatir ke depannya akan menimbulkan banyak masalah," ujar Kenneth kepada wartawan, Senin (27/6/2022).
Seharusnya, kata Kenneth, Anies harusny melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat yang terdampak langsung akan perubahan nama jalan tersebut.
"Kasihan bagi warga tidak paham konsekuensi ke depannya, harus di jelaskan secara transparan bahwa nantinya akan merubah data penduduk, maupun unit usaha disekitar jalan," jelasnya.
Mereka pasti juga harus merubah sertifikat rumah data alamat dan IMB, Kartu Keluarga, dan KTP, BPKB dan STNK juga harus menyesuaikan," katanya menambahkan.
Ia pun meminta Pemprov DKI Jakarta bertanggung jawab terkait pembiayaan administrasi masyarakat yang datanya berubah. Segala biaya untuk mengurus penggantian dokumen harus digratiskan.
"Permasalahannya yang saya khawatirkan cuma satu, uang untuk menanggung biaya tersebut mau di ambil dari mana? Kalau mau dibebankan lewat APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Provinsi DKI Jakarta, saya rasa tidak mungkin. Saya yakin bahwa Anggota DPRD tidak akan setuju, termasuk saya. Apalagi dalam pasca pandemi Covid-19," ucapnya.
Kenneth mengakui, memang perubahan nama jalan ini tentunya sangat memberikan kabar gembira kepada warga Betawi. Namun, Pemprov DKI juga harus berpikir terbuka terkait perubahan tersebut, jangan malah terkesan tidak terbuka kepada warga sekitar terkait dampak negatif dan positifnya.
Baca Juga: PAN se-Kalteng Usulkan Erick Thohir Capres 2024
"Meskipun sudah ada statement Dinas Dukcapil untuk menggratiskan semua biaya penggantian data KTP dan Kartu Keluarga, masyarakat pasti akan kerepotan bolak balik ke Dukcapil untuk mengurus berkas tersebut dan pasti akan jadi beban tersendiri buat mereka," pungkasnya.