Suara.com - Jamaah haji Indonesia diminta perhatikan warna urine untuk cegah dehidrasi saat menunaikan ibadah haji.
Semua petugas kesehatan memantau kesehatan jamaah haji. Terutama kepada jamaah haji resiko tinggi (risti), jangan sampai mereka kekurangan cairan yang akhirnya mengalami dehidrasi.
Hal itu dijelaskan Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Budi Sylvana.
Dia juga meminta tim visitasi Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah memastikan jamaah calon haji tidak kekurangan cairan (dehidrasi).
Baca Juga: Petugas Kesehatan Diminta Pantau Jamaah Haji agar Tak Dehidrasi
"Ketika visitasi ke kloter perhatikan, pasti banyak yang dehidrasi," kata Budi Sylvana di Mekkah, Minggu.
"Air kencing berwarna kuning. Itu tanda dehidrasi," katanya.
Menurutnya, kekurangan cairan bagi jamaah haji yang masih usia muda masih bisa ditoleransi.
Berbeda bagi jamaah haji yang sudah lanjut usia (lansia) bisa menjadi masalah dan dapat menimbulkan kekambuhan pada penyakit komorbid.
"Kalau kita yang muda-muda masih bisa bertahan, tetapi berbeda bagi jamaah haji yang sudah tua," katanya.
Baca Juga: Buat Para Calon Haji, Jangan Lakukan 5 Kebiasaan Anda di Indonesia Ini Saat Tiba di Tanah Suci
Budi mengatakan suhu udara di Arab Saudi tinggi, namun dengan kelembaban rendah. Sehingga, ketika melakukan aktivitas fisik seperti olahraga badan tidak akan mengeluarkan keringat.
Budi berpesan agar menjaga diri dari dehidrasi tidak hanya digaungkan kepada jamaah haji, tetapi juga kepada para petugas agar menjaga dirinya tetap terhidrasi, baik jamaah maupun petugas tetap dalam kondisi terbaik.
Sebelumnya, Budi mengunjungi tim medis di ruang IGD KKHI Mekkah, Jumat (24/6) malam. Ia meninjau beberapa layanan fasilitas kesehatan di KKHI Mekkah.
Budi menjadi rombongan PPIH Arab Saudi bidang kesehatan yang berangkat terakhir dari Tanah Air. (Antara)