Suara.com - Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur merupakan tokoh Muslim Indonesia sekaligus pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia ke-4 dari tahun 1999-2021. Terlepas dari jabatan pentingnya, Gus Dur adalah seorang bapak dari 4 orang anak perempuan.
Diketahui, Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah pada 11 Juli 1968. Dari pernikahan inilah, Gus Dur punya 4 orang anak perempuan berbakat. Siapa saja putri Gus Dur? Yuk langsung saja disimak profil singkat putri Gus Dur berikut ini.
1. Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid
Putri sulung Gus Dur yang akrab disapa Alissa Wahid ini lahir di Kompleks Pesantren Denanyar, Jombang, 25 Juni 1973. Ia merupakan lulusan SMA Negeri 8 Jakarta serta jebolan Magister Psikkologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Alissa Wahid dikenal karena sumbangsihnya di sektor sosial, terlebih tentang multikulturalisme, demokrasi serta hak asasi manusia dan gerakan Muslim moderat di Indonesia. Ia pernah ditunjuk Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai Duta Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia pada tahun 2019. Pada Mei 2021, Alissa Wahid ditunjuk menjadi Komisaris Independen PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
2. Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid
Biasa disapa Yenny Wahid, putri kedua Gus Dur ini lahir di Jombang, Jawa Timur, 29 Oktober 1974. Ia pernah menekuni studi komunikasi visual di Universitas Trisakti, Jakarta setelah lulus SMA Negeri 28 Jakarta. Yenny Wahid pun sempat menjadi wartawan koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara 1997 dan 1999.
Selain itu Yenny Wahid pun pernah bertugas di Timor-Timur dan Aceh. Kemudian Yenny meninggalkan profesinya setelah Gus Dur terpilih menjadi Presiden ke-4 RI. Yenny juga pernah menempuh studi S2 di Harvard Kennedy School of Government di bawah beasiswa Mason setelah ayahnya tak lagi menjabat sebagai presiden.
Yenny sempat menjadi sekretaris jenderal PKB periode 2005-2010 namun Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memecat Yenny pada tahun 2008. Yenny pun pernah menjabat ketua umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB).
Selain itu, Yenny juga menjabat Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sejak Januari 2020. Belakangan ini Yenny memilih mundur dari jabatan itu dengan alasan agar membantu maskapai Garuda melakukan efisiensi di tengah krisis keuangan.
Kekinian, Yenny menjabat Direktur Wahid Foundation, lembaga yang berusaha mewujudkan prinsip dan cita-cita intelektual Gus Dur dalam membangun pemikiran Islam moderat yang mendorong terciptanya demokrasi, multikulturalisme, dan toleransi di kalangan kaum muslim di Indonesia dan seluruh dunia.
Baca Juga: Profil Cak Imin Ketum PKB, Lama Berseteru Dengan Putri Gus Dur
3. Anita Hayatunnufus Wahid
Putri ketiga yang akrab disapa Anita Wahid ini lahir di Jombang, 29 November 1977. Anita Wahid merupakan salah satu sosok penggerak Gusdurian, wadah gerakan non-politik praktis yang melanjutkan keteladanan Gus Dur. Anita Wahid memiliki gelar studi Sarjana hubungan internasional, FISIP UI (1996-2002) dan Master of arts dalam development management, Ruhr-Universitaet-Bochum, Jerman (2004-2006).
Kini, sederet jabatan diemban oleh Anita Wahid seperti Deputy Director Public Virtue Research Institute, Supervisory Board Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanity Universitas Indonesia. Terbaru, Anita Wahid menjadi unsur Dewan Penasihat Keamanan Tiktok Asia-Pasifik, salah satu platform media sosial yang sedang digandrungi masyarakat. Bukan hanya itu, Anita Wahid juga dikenal sebagai inisiator gerakan Sejuta Tes Antigen dan Presidium Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo).
4. Inayah Wulandari Wahid
Putri bungsu Gus Dur yang disapa Naya Wahid ini lahir pada 31 Desember 1982. Inayah merupakan pendiri Positive Movement (PM), organisasi yang bergerak di bidang sosial dan fokus pada isu tenaga kerja Indonesia (TKI), hingga hak asasi manusia (HAM).
Selain itu Inayah juga aktif di dunia teater saat kuliah di Jurusan Sastra Indonesia Universitas Indonesia. Bahkan, Inayah Wahid pun pernah bermain wayang orang hingga jadi pembawa acara di stasiun televisi swasta nasional. Inayah Wahid pun beberapa kali pernah menyuguhkan humor melalui lawak tunggal (stand up comedy). Tak hanya itu, Inayah juga pernah terlibat dalam sinetron komedi (sitkom) di stasiun televisi swasta berjudul OK Jek dengan peran sebagai pengemudi ojek.
Kontributor : Trias Rohmadoni