Suara.com - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera turut memberikan komentar soal pendiri Cyrus Network dan Pengamat Politik, Hasan Nasbi yang berani taruhan mobil Toyota Alphard setelah memprediksi Anies Baswedan sulit menjadi Calon Presiden (Capres) di 2024.
Mardani mengatakan, memang Anies kekinian memiliki elektablitas bagus sebagai bakal calon presiden.
Menurutnya, selama Anies menjabat lima tahun di DKI Jakarta, soal politik identitas justru tak terlihat. Dan situasi Jakarta dinilai kondusif.
"Mas @aniesbaswedan punya survei yang bagus. Untuk politik identitas justru lima tahun kepemimpinan Mas Anies terjadi harmoni antar umat beragama," kata Mardani dalam cuitannya di Twitter, Jumat (24/6/2022).
Baca Juga: Anies Baswedan Ubah 22 Nama Jalan, Ini Deretan Faktanya!
Anggota Komisi II DPR RI itu menilai perhelatan Pilpres 2024 masih terbilang lama. Ia menegaskan, taruhan sebaiknya tidak dilakukan.
"Pilpres 2024 masih sangat dinamis, nggak usah ada unsur taruhan."
Tantang Taruhan Alphard
Hasan Nasbi sebelumnya mengatakan kans Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjadi Calon Presiden (Capres) sangat kecil. Bahkan, ia berani bertaruh mobil Alphard atas prediksinya ini.
Menurut Hasan, berdasarkan kalkulasi perkiraan koalisi saat ini, Anies yang tak punya partai akan sulit untuk diusung. Kesempatan Anies disebutnya hanya ada di Calon Wakil Presiden (Cawapres).
Baca Juga: Kembali Luncurkan Serangan, Kini PSI Sebut Anies Baswedan Sebagai Gubernur Terbodoh!
"Kalau mau jadi Capres berat. Dari semua sisi, kalkulasi matematikanya susah. Tapi kalau jadi Cawapres masih mungkin," ujar Hasan saat acara diskusi Total Politik bertajuk Anies-Ganjar di Tikungan Koalisi, Minggu (19/6/2022).
Mendengar pernyataan Hasan, Co-Host Diskusi, Arie Putra menantang Hasan taruhan atas prediksinya itu. Hasan pun menyanggupinya.
"Boleh taruhan, taruhan (mobil) Alphard," kata Hasan disambut tawa para narasumber dan undangan.
Hasan menjelaskan, kemungkinan Anies untuk menjadi Capres kecil karena tak punya tempat di koalisi partai. PDIP yang sudah memenuhi presidential thereshold atau ambang batas minimal mengusung Capres 20 persen kemungkinan mendorong Ganjar Pranowo atau kadernya yang lain.
Pemegang suara terbanyak kedua, Gerindra juga pasti menjadi pemimpin koalisi karena mengusung Prabowo Subianto. Selanjutnya, Koalisi Indonesia Bersatu yang berisi Golkar, PPP, dan PAN juga kemungkinan akan mengusung Airlangga Hartarto.
Ada juga Koalisi Semut Merah yang beranggotakan Demokrat, PKB, dan PKS juga kemungkinannya kecil mengusung Anies.
Sisanya, NasDem yang sudah jelas ingin mengusung Anies dan partai menengah lainnya juga disebutnya hanya akan mengekor ke pimpinan koalisi yang sudah ada.
"Kan sekarang yang mengusungkan coba lihat, Nasdem sama PKS lah. PKS sama Nasdem itu menurut saya hanya bisa mengusulkan Calon Wakil Presiden, bukan Calon Presiden," ucapnya.
Sementara, Gerindra dan PDIP diyakininya akan membuat poros koalisi baru dengan merekrut partai menengah lainnya. Dengan demikian, partai yang ingin mengusung Anies akan hampir dipastikan tidak ada.
"Sulit membayangkan Anies bisa, kecuali Anies yang bergerak gitu, saya bungkus partai-partai ini. Jadi semua partai dealnya sama dia. Tetapi saya enggak bisa lihat kemampuan itu."