Suara.com - Setiap bagasi jemaah haji Indonesia akan diperiksa untuk mencegah adanya barang-barang terlarang yang dibawa dari Arab Saudi. Nah, pemeriksaan ini dilakukan melalui 3 tahap, baik oleh petugas Panitia Penyelenggara Haji (PPIH) maupun pihak ketiga, yakni Jeddah Management Company (JMC)
Kasie Yanpul Daker Bandara, Edayanti Dasril, di tahap pertama yakni proses city check-in, jemaah haji diminta untuk mengumpulkan bagasi di lobi hotel tempat mereka menginap. Di sini, bagasi jemaah akan ditimbang dan dipastikan tidak melebihi batas maksimal, yakni 32 kilogram.
Selain itu, imbuh Edayanti, dalam proses city check-in ini, jemaah bakal diberikan boarding pas dan claim tag. Bagasi jemaah pun diperiksa dan dipastikan tidak membawa barang-barang berbahaya yang dilarang berada di dalam pesawat selama penerbangan.
"Ada tiga tempat proses clearence, bahwa dijamin tidak ada lagi barang-barang berbahaya atau terlarang yang tidak boleh diangkut di dalam pesawat selama penerbangan. Ini based on safety regulation, jadi barang yang tidak boleh dibawa antara lain, aerosol, bahan mudah meledak, senjata tajam, uang dalam jumlah besar, termasuk tidak boleh satu ml air Zamzam pun masuk dalam bagasi jemaah," ujar Edayanti saat meninjau gudang JMC di Makkah, Kamis (24/6/2022).
Baca Juga: Jelajah Pasar Anam, Lapak Jualan Kambing untuk Jemaah Haji Bayar Dam
Setelah ditimbang di hotel, lanjut ke tahap ke-dua. Pihak JMC bakal langsung membawa bagasi jemaah ke gudang mereka untuk ditimbang, diangkut serta diperiksa mulai dari mulai hotel sampai ke pesawat. Pihak JMC juga sudah menyiapkan X-ray Multiview guna mendeteksi barang sekecil apapun yang dilarang dibawa dalam penerbangan.
"Setelah clear di gudang JMC, barulah ke tahap ke-tiga. Barang pun dibawa oleh pihak JMC ke remote area untuk selanjutnya diangkut ke dalam pesawat. Jadi JMC ini menjadi mandatori untuk mengurus bagasi jemaah haji Indonesia khusus penerbangan dengan maskapai Saudi Airlines," tutur Edayanti.
Pemeriksaan bagasi oleh JMC bakal disaksikan pula oleh petugas PPIH yang ditunjuk. Jika ditemukan barang terlarang, tidak akan dibuang. Barang tersebut nanti bakal dibawa kembali ke daerah kerja Makkah. Dijamin, barang lain jemaah haji aman.
"Jadi tidak ada bahasanya zalim, tidak ada yang diambil. Prosesnya semua diawasi CCTV. Bagasi jemaah haji bakal ditangani oleh orang yang memenuhi syarat dengan standar penerbangan," ujar Eda.
Baca Juga: Tata Cara Tawaf saat Ibadah Haji, Mari Disimak Syarat yang Perlu Dipenuhi
Eda juga mengimbau agar jemaah haji tidak memasukkan air zamzam ke dalam bagasi. Sebab, imbuhnya, berdasarkan regulasi keselamatan dan standar penerbangan internasional.
"Kalau tahun lalu jemaah yang membawa maksimal tiga botol kecil air Zamzam. Namun, tahun ini kami dapat edaran dari otoritas penerbangan yang isinya sangat keras. Jika ada jemaah ketauan bawa air zamzam, yang kena penalti itu bukan jemaah dan pemerintah, tapi maskapainya," tutur dia.
Nah, Eda mengatakan bagasi penumpang akan diperiksa lagi di remote area. Jika ditemukan zamzam dalam pemerikasaan secara acak sekitar 5 sampai 10 koper, semua koper akan dikembalikan ke Makkah.
"Pengembalian seluruh bagasi ke Makkah ini bakal menjadi masalah besar dan berimbas kepada penundaan jadwal penerbangan. Sementara, di sistem kita, jumlah orang dan bagasi harus sama," kata Eda.
Diimbau Eda, jemaah dipastikan bakal mendapatkan air Zamzam, jadi tidak perlu membawa dari Arab Saudi. Sekarang, pemerintah sedang memproses pengiriman air Zamzam ke Tanah Air menggunakan pesawat.
"Ada beberapa (air Zamzam) yang sudah sampai diembarkasi. Aman. Nantinya setiap jemaah mendapat jatah 5 liter air Zamzam gratis dari pemerintah yang akan dibagikan di embarkasi," kata Eda.