Profil Cak Imin Ketum PKB, Lama Berseteru Dengan Putri Gus Dur

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 24 Juni 2022 | 09:54 WIB
Profil Cak Imin Ketum PKB, Lama Berseteru Dengan Putri Gus Dur
Cak Imin (Instagram/@cakiminow)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konflik dalam tubuh PKB antara Ketum Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan  Putri Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid sedang panas-panasnya. Simak profiul Cak Imin berikut.

Perseteruan ini kembali mencuat saat Yenny Wahid meminta para politikus tidak memaksakan diri maju di Pilpres 2024 terutama bagi yang hasil surveinya tidak terlalu baik. 

Yenni Wahid menegaskan bahwa dirinya bukanlah kader PKB yang dipimpin Muhaimin Iskandar. "Saya bukan PKB Cak Imin, saya PKB Gus Dur," tegasnya. Cak Imin balik menyindir Yenny Wahid yang disebutnya gagal membuat partai tapi cawe-cawe urusan internal PKB. Lantas siapa Cak Imin yang berseteru dengan Yenni Wahid? Yuk simak langsung profil Cak Imin berikut ini.

Profil Cak Imin

Baca Juga: Terpopuler: Yenny Wahid Balas Sindiran Cak Imin, Megawati soal Capres PDIP

Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si. atau lebih dikenal sebagai Cak Imin lahir pada 24 September 1966 yang berarti kini berusia 55 tahun. Cak Imin merupakan seorang politisi Indonesia yang sejak 2005 menjadi Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ayah Cak Imin yang bernama Muhammad Iskandar adalah dzurriyah (keluarga) Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif, Jombang, Jawa Timur. Cak Imin juga merupakan keturunan KH Bisri Syamsuri, salah seorang ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Pendidikan Cak Imin

Latar belakang pendidikan Cak Imin dimulai dari Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang dan Madrasah Aliyah (MA) Negeri 1 Yogyakarta. Setelah lulus pada tahun 1985, Cak Imin melanjutkan pendidikan sarjana di FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus di usia 26 tahun. Ia kemudian melanjutkan pendidikan masternya 10 tahun kemudian di Universitas Indonesia (UI) bidang komunikasi dan lulus tahun 2001. Tepat pada tahun 2017, Cak Imin meraih gelar doctor honoris causa dari Universitas Airlangga Surabaya.

Karier Politik

Baca Juga: Kisah Pilu Gus Dur tak Punya Uang Sepeser pun Usai Lengser dari Presiden, Sampai Pinjam ke Anak

Karier politik Cak Imin dimulai bersamaan lahirnya Era Reformasi. Pada 1998,, Cak Imin bersama tokoh-tokoh Nahdhlatul Ulama (NU) termasuk Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Cak Imin ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjend). Hingga kemudian pada pemilu 1999, Cak Imin terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai PKB. 

Di usia 33 tahun, Cak Imin menjadi Wakil Ketua DPR RI 1999-2004. Selain itu Cak Imin juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sejak 26 Maret 2018 hingga 30 September 2019.

Kekinian, Cak Imin mengemban amanah sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bidang Kesejahteraan Rakyat untuk periode 2019-2024. Sementara itu di pemerintahan, Cak Imin juga pernah dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi periode 2009-2014.

Karier Cak Imin terus meroket seiring menjadi Ketua Umum PKB. Ia menjabat sebagai Ketua Umum sejak 2005 hingga pada Muktamar Bali 1 September 2014, ia secara aklamasi terpilih kembali sebagai Ketua Umum PKB untuk periode 2019-2024 karena dianggap berhasil menaikkan suara pemilu 2014 menjadi 9,04%. 

Kontroversi Cak Imin Dalam PKB

Diketahui Cak Imin punya hubungan yang tak mulus dengan keluarga Gus Dur. Cak Imin kerap berseberangan, termasuk dengan putri Gus Dur, Yenny Wahid.

Sedikit kilas balik, perseteruan Cak Imin dan Gus Dur berawal dari tahun 2005 silam. Ketika itu Cak Imin terpilih menjadi Ketua Dewan Tanfidz yang baru dalam Muktamar yang digelar di Semarang sedangkan Gus Dur ditetapkan sebagai Ketua Dewan Syura. 

Pada 2008, konflik mulai tampak saat Cak Imin dipecat Gus Dur dari posisi Ketua Dewan Tanfidz karena terlalu dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu pemerintahan SBY dinilai tak tegas terhadap kasus lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo. 

Saat itu Gus Dur juga mengatakan tak akan memaafkan Cak Imin sebelum mempertanggungjawabkan uang sebesar Rp 14 miliar yang tak jelas juntrungannya. Namun ketika itu Gus Dur tak merinci Rp 14 miliar yang dimaksud. Puncaknya PKB terbelah menjadi kubu PKB Cak Imin dan PKB Gus Dur.

Cak Imin pun kembali menang yang legalitasnya diperkuat oleh putusan pengadilan. Setelahnya PKB versi Cak Imin secara resmi mendepak Yenny Wahid sebagai Sekjen PKB periode 2005-2010. 

Itulah profil Cak Imin atau Muhaimin Iskandar yang kini berseteru dengan putri Gus Dur.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI