Suara.com - Seorang balita berusia 29 hari harus masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) di salah satu rumah sakit karena mengalami susah nafas serta perut yang menggembung dan tegang.
Hal ini dialami oleh balita tersebut karena sejak usia 6 hari, ia sudah diberikan MPASI berupa bubur kemasan oleh ibunya.
Peristiwa ini diceritakan oleh seseorang di akun Instagram @igtainmenttt pada Kamis (23/06/2).
"Lagi dan lagi masalah MPASI (Makanan Pendamping ASI) dini. Teruntuk emak-emak muda kekinian," ungkap pengirim cerita di awal.
Ia kemudian mengungkapkan bahwa kejadian tersebut dimulai sewaktu ada seorang ibu yang membawa bayi usia 29 hari ke UGD.
Saat diminta anamnesis oleh doker, ibu tersebut menerangkan keluhan yang diderita oleh bayi.
Keluhannya adalah sesak nafas, batuk sejak 3 hari yang lalu, mual muntah, serta badan bayi demam. Tak lupa bayi tersebut rewel sejak sore.
"Pagi ini kesal luar biasa. Mau marah tapi nggak bisa. Tepat pukul 04.20 WIB, datang seorang ibu dengan membawa bayi usia 29 hari ke UGD. Saat dianamnesa oleh dokter didapati keluhan sesak nafas sejak subuh, rewel sejak sore, batuk sejak 3 hari lalu (hanya sesekali), bayi terasa hangat, mual, muntah," lanjutnya.
Pengirim cerita ini mengungkapkan bahwa bayi tersebut dalam keadaan gagal nafas, kadar oksigen di paru hanya 75%.
Kondisi fisiknya normal, hanya dibagian perut terlihat mengggembung dan tegang, serta tidak terdengar bising di ususnya.
Ia pun kemudian langsung bertanya pada ibu bayi tersebut, apakah anaknya diberikan makanan berupa bubur.
Ibu tersebut menjawab bahwa benar, ia memberikan bayinya bubur kemasan sejak bayi tersebut berusia 6 hari.
Alasannya adalah karena anaknya sering kali menangis. Ia mengira bahwa anaknya lapar.
"Aku langsung tanya, anaknya dikasih makan bubur enggak, dan benar emak canggih ini kasih bubur kemasan ke bayinya sejak usia 6 hari. Karena anak suka nangis, jadi dikira lapar, jadinya dikasih bubur," terangnya.
Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Tidak Boleh Memakan MPASI
Di akhir ceritanya, pengirim cerita ini menjelaskan bahwa bayi yang masih berusia kurang dari 6 bulan tidak boleh diberi makanan pendamping selain ASI.
Hal ini karena usus bayi dibawah usia 6 bulan belum bisa mencerna makanan pendamping.
"Bayi usia kurang dari 6 bulan tidak boleh dikasih makanan pendamping ASI. Cukup ASI saja. Ususnya belum bisa mencerna bubur," pungkasnya.
Respons Netizen
Unggahan akun Instagram ini pun ramai oleh beragam respons dari netizen. Netizen turut mengungkapkan bahwa tangisan bayi merupakan satu-satunya cara berkomunikasinya. Saat bayi menangis, belum tentu karena dirinya merasa lapar.
"Rewel bukan berarti lapar juga, karena bayi baru bisa nangis, ya komunikasinya dia cuma itu. Rewel pengen digendong, ditimang-timang, perut kembung, atau nggak nyaman badannya gerah, gatal, risih. Popoknya basah aja nangis. Bukan berarti rewel karena lapar terus dikasih makan, cukup ASI aja," ungkap netizen.
"Namanya bayi, bisanya ya nangis aja, dan bayi nangis kan belum tentu karena lapar. Bisa gerah, buang air kecil, buang air besar, digigit nyamuk, atau karena ingin nangis saja. Komunikasi bayi ya dengan nangis. Kalau bayinya bisa ngomong, nanti viral, tambah panik emaknya," terang netizen.
"Bayi nangis terus? Lah emang cara bayi berkomunikasi selama belum bisa berbicara ya dengan cara nangis. Bukan berarti lapar. Gila sih, gemes banget gue kalau baca berita kayak gini. Rasanya pengen noyor. Kesal banget. Kasihan itu bayinya," kata netizen.