Berkaitan dengan pernyataan Hasto soal PDIP menutup peluang koalisi dengan PKS dan Demokrat, Kamhar mengingatkan, tidak ada kawan dan lawan yang abadi di dalam politik.
"Bagi yang mengerti politik, dalam politik ada pameo tak ada kawan dan lawan yang abadi, melainkan kepentingan. Pak SBY sering juga menyebutkannya sebagai 1 musuh terlalu banyak, 1.000 kawan belum cukup," ujarnya.
Sementara itu, Politikus Demokrat Irwan Fecho mengatakan, Hasto perlu memaknai ulang gotong royong membangun bangsa. Ia menilai apa yang disampaikan Hasto telah mengingkari Soekarno.
Padahal selama ini, dikatakan Irwan, PDIP dikenal sebagai partai besar dengan tradisi kuat kenegarawan Bung Karno.
"Artinya, kepentingan bangsa di atas apapun. Namun, ketika ruang-ruang komunikasi untuk membangun bangsa yang besar ini ditutup, tentu ini bertolak belakang dengan semangat gotong-royong yang menjadi spirit Bung Hasto dan kawan-kawan yang bergerak sebagai kader," tutur Irwan.
"Tentu ini sangat disayangkan, karena Bung Hasto sedang mengingkari apa yang menjadi prinsip partainya," tandas Irwan,
PDIP Tutup Peluang Koalisi PKS-Demokrat
Menyonsong Pilpres 2024, PDIP tampaknya sudah menutup peluang untuk berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat. Hal itu dinyatakan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto.
"Ya kalau dengan PKS tidak (berkoalisi)," kata Hasto, dikutip dari Suara.com, Kamis (23/6/2022).
Hanya saja, Hasto tak menjelaskan apa alasan PDIP menutup kemungkinan berkoalisi dengan PKS. Kemudian, Hasto berbicara soal peluang PDIP berkoalisi dengan Partai Demokrat. Menurut pendapat pribadinya, PDIP sangat sulit bekerja sama dengan Demokrat.