Suara.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan persoalan yang dirasakan masyarakat hampir di semua daerah yang dia kunjungi yaitu "ketidakadilan dan kemiskinan struktural yang sulit untuk dientaskan."
La Nyalla menilai persoalan itu tak tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan kuratif, kualitatif, parsial, dan sektoral, "karena penyebabnya ada di hulu, bukan di hilir yaitu negara ini yang semakin menjadi negara yang sekuler, liberal dan kapitalistik."
La Nyalla mengatakan perubahan arah perjalanan bangsa Indonesia semakin terang benderang sejak dilakukan amandemen konstitusi pada tahun 1999 hingga 2002.
"Karena sejak saat itu kita sebagai bangsa telah meninggalkan Pancasila, sebagai bangsa ini sebagai pemandu arah perjalanan bangsa," kata La Nyalla.
Baca Juga: Aksi Demo 21 Mei, La Nyalla Minta Semua Pihak Antisipasi Provokasi dari Kelompok Ini
La Nyalla mengatakan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno menyebut amandemen konstitusi saat itu bukan sebagai peristiwa amandemen, tetapi penggantian konstitusi.
Karena yang terjadi dalam amandemen sistem tata negara, negara Indonesia berubah total, kata La Nyalla.
"Amandemen tersebut telah melanggar prinsip adendum, karena dilakukan secara besar-besaran dalam kurun waktu dari tahun 1999 hingga 2002," katanya.