Suara.com - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan pergerakan nilai tukar rupiah loyo terhadap dolar AS. Tercatat, nilai tukar rupiah pada 22 Juni 2022 melemah 1,93% dibandingkan akhir Mei.
Berdasarkan data kurs tengah BI, nilai tukar rupiah pada 22 Juni berada di level Rp14.860 per USD, level itu melemah dibandingkan pada 31 Mei 2022 sebesar Rp14.592 per USD.
"Depresiasi tersebut sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara untuk merespons peningkatan tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi per virtual, Kamis (23/6/2022).
Dia melanjutkan, jika dilihat secara tahunan, maka hingga 22 Juni rupiah telah melemah sebesar 4,41%.
Baca Juga: Kurs Rupiah Ditutup Menguat Efek Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga
Akan tetapi, Perry menyebut, pelemahan rupiah ini masih lebih baik dibandingkan negara lainnya yang rata-rata melemah hingga 5%.
"Jadi, relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 5,17%, Malaysia 5,44%, dan Thailand 5,84%," kata dia.
Meski melemah, Perry memaparkan, pasokan valas domestik tetap terjaga dan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap positif.
Dalam hal ini, pihaknya akan terus mencermati perkembangan pasokan valas dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
"Tentunya, sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi," katanya.
Baca Juga: 5 Dampak Kenaikan Kurs Dolar AS: Harga Barang Impor Mahal, Ekspor Makin Murah