"Penista agama, penista agama," sambung beberapa peserta sidang.
Hakim Djuyamto kemudian ambil bagian dan mencoba menenangkan situasi yang tegang. Napoleon yang emosinya telah mereda kemudian langsung meminta maaf.
"Mohon maaf, yang mulia," kata Napoleon.
"Ini dilihat seluruh rakyat Indonesia," kata hakim Djuyamto.
"Mohon maaf yang mulia, terima kasih," sahut Napoleon.
Jenderal bintang dua itu kemudian menjelaskan soal kemarahannya atas jawaban Kece. Dia merasa tidak terima jika agama Islam dinistakan.
"Namun apabila junjunganku dinista, percuma salatku, percuma hajiku, percuma semua ya Allah. Saya tidak sanggup untuk menerima ya Allah, oang yang ketawa-tawa, dihina akidahnya lebih baik dia berkain kafan daripada hidup," ucap Napoleon.