Pakar Hidrologi Sarankan Lakukan Mitigasi Jangka Panjang untuk Mengatasi Bencana Abrasi

Kamis, 23 Juni 2022 | 11:43 WIB
Pakar Hidrologi Sarankan Lakukan Mitigasi Jangka Panjang untuk Mengatasi Bencana Abrasi
Warga melihat ke arah salah satu ruas jalan raya yang terputus. Akibat abrasi pesisir pantai di Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Kamis (16/6/2022) [SuaraSulsel.id/ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air sarankan pemerintah perlu melakukan upaya mitigasi jangka panjang untuk mengatasi bencana abrasi.

Hal itu dikatakan pakar dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Yanto, Ph.D.

Dia menjelaskan peningkatan kekuatan tebing pantai dapat dilakukan dengan membangun bangunan pelindung pantai seperti sea wall atau struktur pelindung pantai yang dibuat sejajar dan biasanya memiliki permukaan miring, dengan berbagai variasinya.

"Upaya mitigasi bencana abrasi dapat dilakukan dengan meningkatkan kekuatan tebing pantai dan mengurangi kekuatan arus dan gelombang laut," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Melanda Minahasa Selatan, Berikut Penyebab, Dampak, dan Cara Penanggulangan Abrasi

Selain itu, bisa juga dengan membangun groin, yakni struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok ke arah pantai, bulkhead atau infrastruktur untuk mencegah terjadinya limpasan serta jetty, yakni infrastruktur pelindung dari arus ataupun pasang surut.

Upaya mitigasi, tambah dia, dapat dilakukan dengan menanam tanaman bakau dan memelihara terumbu karang guna memecah gelombang laut dan mengurangi daya rusaknya.

Dosen Fakultas Teknik dan Jurusan Teknik Sipil Unsoed tersebut menjelaskan abrasi adalah proses alamiah yang setiap hari terjadi di banyak pantai dengan kekuatan yang berbeda-beda.

"Misalnya, abrasi yang terjadi pada pantai landai, yakni pada umumnya materialnya tersusun dari butiran pasir, terjadi secara kontinuitas, namun perlahan-lahan, sehingga perubahan morfologi pantainya tidak mudah diamati," katanya.

Abrasi yang paling mudah diamati, tambah dia, adalah abrasi yang terjadi pada pantai yang berbentuk tebing.

Baca Juga: Penjelasan BRIN Terkait Abrasi di Pantai Boulevard Amurang Minahasa Selatan

"Hal ini terjadi karena abrasi yang menggerus tebing atau yang umumnya terjadi pada bagian bawah tebing dapat menyebabkan keruntuhan material tanah di atasnya yang justru tidak tergerus. Contoh ini yang terjadi di Pantai Amurang," katanya.

Yanto menambahkan besar kecilnya abrasi tergantung pada besar kecilnya arus serta gelombang laut yang menghantam dan kekuatan material lapisan tanah penyusun pantai.

"Lapisan tanah yang didominasi oleh pasir akan lebih mudah terabrasi dibandingkan lempung atau batuan. Yang sering tidak disadari adalah permukaan tanah tersusun dari material tanah yang padat, sangat mungkin di bagian bawah didominasi oleh pasir," katanya.

Jika bagian bawah ini terabrasi, kata dia, bagian atasnya akan ikut runtuh.

"Keberadaan bangunan di atas lapisan ini akan menambah beban pada tanah yang mempercepat proses keruntuhan tersebut," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI