Jadi Pemateri Rakernas PDIP Hari Kedua, Risma 'Pamer' Prinsip 3 T Sebagai Mensos

Rabu, 22 Juni 2022 | 12:45 WIB
Jadi Pemateri Rakernas PDIP Hari Kedua, Risma 'Pamer' Prinsip 3 T Sebagai Mensos
Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini atau Risma mengisi materi Rakernas PDIP hari kedua. (dok. PDIP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPP PDIP, Tri Rismaharini atau Risma menjadi pengisi materi pembekalan untuk Ketua DP 34 provinsi di hari kedua Rakernas II 2021 di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2022).

Risma dalam materinya membeberkan kinerjanya sebagai Menteri Sosial yang mengedepankan prinsip 3 T, yakni terdepan, terpencil, dan terbelakang. Kerja ini merupakan perwujudan ideologi kerakyatan yang dipegang oleh PDIP.

Menurut Risma, prinsip 3 T yang dimaksud untuk memberdayakan rakyat Indonesia di pedalaman agar menikmati akses yang sama dengan warga kota.

Ia mengaku semasa menjadi Mensos sudah mengurusi beberapa kebutuhan penting warga di Pulau Bertam, Kepulauan Riau.

Baca Juga: PDIP Buka Peluang Koalisi Bareng Gerindra, Dasco: Ngalir Saja Ikuti Dinamika

Misalnya, pemerintah sudah mengusahakan air bersih dan pembangunan tower agar warga di sana bisa berkomunikasi.

"Ada air bersih. Sekarang sudah bisa berkomunikasi. Kami bangun di situ agar mereka bisa belajar daring. Kami pasang tower, ada jaringan," ucap Risma.

Risma kemudian mengatakan, pemerintah juga sudah mengurusi kebutuhan warga pedalaman di Kampung Erosaman, Distrik Derkoumur, Kabupaten Asmat, Papua.

Awalnya, pemerintah menyampaikan bantuan yang belakangan menjadi kiriman pertama yang pernah mendarat di Kampung Erosaman.

"Waktu itu saya memberikan bantuan. Menurut uskup di sana, itu bantuan pertama yang disampaikan," tuturnya.

Baca Juga: Bambang Pacul-Ganjar Mendadak Akrab di Rakernas Padahal Sempat Memanas, PDIP: Orang Beda Pendapat Kok Dianggap Konflik

Lebih lanjut, Risma mengatakan, saat ini pemerintah sedang mengupayakan lumbung pangan. Termasuk, membudidayakan lele bagi masyarakat di sana.

"Sering kali kita salah, mereka nomanden, itu salah. Jadi, yang terjadi mereka harus cari makan. Kalau mereka tidak pindah, mereka tidak makan. Yang kami lakukan karena sungainya keruh, ikan tidak hidup. Nah, akhirnya kita buat ternak lele. Di sini kami buat perpustakaan," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI