Suara.com - Indonesia mulai mitigasi tanggulangi krisis air bersih dan pangan. Sebab kini dunia internasional sedang menghadapi tantangan perubahan iklim, seperti krisis air bersih dan pangan.
Hal itu dijelaskan Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Mohammad Zainal Fatah.
"Untuk menanggulangi krisis air bersih dan pangan tersebut, pemerintah mulai melakukan mitigasi, salah satunya membangun infrastruktur untuk mengatur kecukupan air bersih dan pangan di Tanah Air," katanya saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) seperti dikutip dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Selasa.
Kebutuhan air global terus meningkat, bahkan mencapai 55 persen sampai tahun 2050.
Oleh karena itu, melalui Kementerian PUPR, pemerintah mulai membangun beberapa infrastruktur untuk mengatur kecukupan pangan dan air di Indonesia.
Menurut dia, banyak faktor yang memengaruhi peningkatan kebutuhan air tersebut, seperti perubahan sistem pertanian, tata kelola kota, dan gaya hidup.
“Kebutuhan air meningkat, namun ketersediaan air bersih semakin menipis," ujarnya.
Banyak sungai dan danau yang tercemar. Namun, secara keseluruhan Indonesia masih pada tahap aman yang dilambangkan dengan warna hijau.
Hanya saja, untuk beberapa daerah di Jawa dan Sulawesi sudah menjadi daerah berwarna kuning.
Baca Juga: Cara Taiwan Memperbaiki Krisis Pangan di Tengah Ancaman Iklim Dunia
"Ini yang perlu kita waspadai ke depannya,” ucapnya.