Kualitas Udara Jakarta Paling Buruk di Dunia Karena Efek WFO? Ini Penjelasan Ahli

Selasa, 21 Juni 2022 | 12:07 WIB
Kualitas Udara Jakarta Paling Buruk di Dunia Karena Efek WFO? Ini Penjelasan Ahli
Kabut polusi udara menyelimuti gedung-gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (15/6/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Piotr mengungkap ada banyak sumber produsen polusi udara. Yaitu semua yang bisa dibakar dan yang mempunyai asap, memproduksi polusi PM2.5.

"Kenapa full control? Karena semua sumber ini (in theory) dihentikan," papar dia.

Sedangkan kata Piotr atmosfer yaitu manipulator polusi udara. Dimana bumi mempunyai beberapa hal termasuk geografi, kondisi cuaca dan lain-lain yang berdampak kepada seberapa parah polusi udara.

Piotr kemudian menjelaskan terkait Planetary Boundary Layer (PBL) yang merupakan sehelai atmosfer yang dinamis.

Kata dia, tergantung dari kondisi bumi (suhu udara etc) jaraknya bisa beda dari beberapa meter sampai beberapa km di atas bumi.

Hal ini kata Piotr penting karena di siang hari suhu udara tinggi maka PBL Tinggi juga tinggi. Sehingga banyak ruang untuk partikel PM2.5 bergerak dan konsentrasi polusi rendah.

Berbeda di malam hari suhu udara rendah karena PBL Rendah dan tidak ada ruang untuk partikel PM2.5 bergerak, konsentrasi polusi Tinggi (Data dari @nafasidn).

Karena itu kata Piotr, dibandingkan siang hari, polusi udara jauh lebih parah pada malam hari.

"Ini terjadi akibat Planetary Boundary Layer ini, tapi juga karena faktor meteorologi yang kita akan membahas selanjutnya," papar dia.

Baca Juga: Anak Jokowi, Gibran Rakabuming Dipertimbangkan PDIP Maju Pilgub DKI Atau Jateng di 2024

Lebih lanjut, Piotr juga memaparkan terkait penggantian musim berdampak kepada polusi PM2.5 karena ada perbedaan faktor. Diantaranya faktor hujan, angin, arah angin
suhu udara. Kemudian musim hujan, hujan, angin, polusi dan musim kemarau yakni hujan, angin dan polusi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI