Polisi mengatakan para korban dipaksa membayar dalam berbagai cara termasuk pengiriman uang lewat bank, kartu atau uang kripto, kemudian diancam lagi untuk membayar lebih banyak.
"Kejahatan ini berdampak besar bagi anak-anak dan keluarga mereka," kata Sirec.
"Para pelaku tersebut sangat manipulatif dan mereka akan mengancam dan menakut-nakuti anak-anak untuk mendapatkan apa yang mereka mau, termasuk memberitahu korban bahwa bila akan menghadapi masalah dengan petugas hukum bila melapor.
Oleh karena itu ACCCE mendorong para orang tua untuk berbicara kepada anak-anak mereka mengenai keamanan berkegiatan di internet dan memperhatikan beberapa hal seperti:
- Profil online dan bahasa yang digunakan yang tidak konsisten
- Kontak di satu aplikasi, namun kemudian diminta pindah ke aplikasi lainnya
- Mereka menggunakan alasan bahwa kamera web atau mikrofon rusak ketika diminta melakukan panggilan video
"Kalau anak Anda menjadi korban, yakinkan mereka bahwa itu bukan kesalahan mereka dan mereka bisa meminta bantuan," kata Sirec.
"Dengan melaporkan apa yang terjadi ini bisa membantu kami menangkap pelaku dan mencegah anak-anak lain menjadi korban."
Inilah saran tambahan ACCCE bagi mereka yang sudah menjadi korban:
- Jangan mengirim gambar atau video lagi
- Kumpulkan bukti seperti pembicaraan di HP atau gawai
- Buat laporan ke polisi
- Bicara dengan orang yang bisa kamu percayai untuk meminta nasihat dan bantuan
- Ganti password dan kaji lagi pengaturan di gawai
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
Baca Juga: Jaksa Ajukan Banding Vonis Seumur Hidup Predator Seksual, Herry Wirawan