Tulang Belulang Katak di Cambridgeshire Zaman Besi Membuat Ahli Tercengang

SiswantoBBC Suara.Com
Senin, 20 Juni 2022 | 10:06 WIB
Tulang Belulang Katak di Cambridgeshire Zaman Besi Membuat Ahli Tercengang
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ahli mengaku bingung dan tercengang setelah menemukan sekitar 8.000 potong tulang katak dan kodok kuno saat melakukan penggalian untuk jalur jalan baru.

Tulang belulang ini, yang ditemukan di sebuah selokan dekat sebuah situs prasejarah Zaman Besi di Bar Hill, dekat Cambridge, Inggris, merupakan sisa-sisa sekitar 350 binatang amfibi tersebut.

Para ilmuwan dari Museum Arkeologi London (Mola), berkata "jumlah sebanyak ini, semuanya terkumpul di satu tempat yang sama, sangat luar biasa".

Mereka tidak tahu mengapa tulang belulang itu ada di sana.

Baca Juga: Katak Menembus Tempurung: 19 Kisah Inspiratif dari Balik Penjara

Kebanyakan tulang yang ada di situs itu ditemukan di dalam selokan sedalam 14 meter di sebelah barat sebuah bengkel yang dipakai selama Zaman Besi era Pertengahan dan Akhir (400 SM - 43 Masehi).

Para ahli dari museum tersebut berkata penemuan tulang belulang amfibi lain di area situs arkeologi itu sangat jarang terjadi - bahkan pada lokasi yang dekat dengan sungai.

Baca juga:

Mola mengatakan, meski temuan tulang-tulang katak saat penggalian seperti ini bukannya tak mungkin sama sekali, skala dari penemuan kali ini benar-benar luar biasa.

"Penemuan mengejutkan dan aneh ini telah membuat zooarkeologis [ahli tulang kuno binatang] Mola mendapatkan pekerjaan detektif yang mengasyikkan," kata mereka.

Baca Juga: Museum: Adu Cerdik Detektif Shun Oguri dan Pembunuh Bertopeng Katak

Sejauh ini mereka memiliki sejumlah teori.

Sepertinya hampir tidak mungkin binatang amfibi ini dimakan oleh manusia atau hewan lain seperti burung, karena tidak ada sisa-sisa pembakaran, potongan, atau bekas gigitan pada tulang.

Mereka mungkin berkumpul di area itu karena ada makanan di sana, seperti sejumlah bukti yang didapati di lokasi sekitar, adanya pemrosesan gandum yang telah menarik kawanan kumbang dan kutu, dua hewan yang diketahui sebagai makanan katak.

Mungkin saja, katak dan kodok ini jatuh ke dalam selokan di dekat tempat pandai besi itu dalam proses migrasi untuk mencapai tempat berkembang biak, dan mereka tidak dapat memanjat keluar.

Mereka mungkin mati saat berhibernasi di dalam lumpur selama musim dingin, atau mati karena penyakit.

Baca juga:

Dr Vicki Ewens, arkeozoologis senior di Mola, berkata, "Temuan ini membingungkan dan tak terduga, dan kami masih berusaha untuk memahaminya.

"Akumulasi dari sisa-sisa tulang belulang ini mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor, yang kemungkinan berinteraksi selama periode waktu yang panjang - kami belum terlalu yakin apa faktor-faktor itu."

Tulang-tulang ini ditemukan selama penggalian rute jalan baru A14 pada 2016-2018, namun penyelidikan atas temuan-temuan ini masih berjalan.

"Sampai penelitian berakhir, ini masih tetap menjadi temuan katak prasejarah yang misterius," kata para arkeolog.


REKOMENDASI

TERKINI