Suara.com - Sudirman, calon haji penyandang disabilitas menggunakan uang simpanan dari hasil berjualan pulsa agar bisa menginjakkan kaki ke Tanah Suci. Dia merupakan warga asal Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.
"Tidak pernah terbayang sebelumnya, apalagi langsung salat Jumat di Masjid Nabawi," kata Sudirman seperti dikutip dari Media Center Haji di Madinah, Sabtu (18/6/2022).
Ia harus bisa menunggu selama 12 tahun. Setiap hari ia mengumpulkan Rp20.000 per hari dari jualan pulsa akhirnya terbang dari kampung halaman dan tiba di Madinah.
"Jual pulsa, setiap ada lebih saya tabung minimal 20 ribu sehari, dikumpulin. Dibantu orang tua juga," kata bapak satu anak itu.
Baca Juga: Pakai Mukena Nyamar jadi Emak-emak, Pria Ini Gasak HP hingga Laptop di Mal
Ia berangkat ke Tanah Suci bersama tantenya, sedangkan sang istri belum mendapatkan panggilan untuk berhaji.
Dengan kondisinya yang terbatas karena postur tubuhnya yang kecil tidak seperti orang lain, ia merasa sangat terbantu selama beribadah di Tanah Suci, banyak yang membantu dan sudah layaknya keluarga.
Namun ia tidak mau diperlakukan seperti orang yang tidak mampu karena kondisi tubuhnya. Ia ingin diperlakukan seperti layaknya jamaah haji lain.
"Di sini semua baik, makanan enak, seperti punya keluarga baru. Sejak masuk embarkasi sampai di sini selalu dibantu tidak pernah bawa sendiri," katanya mengapresiasi layanan yang diberikan petugas haji Indonesia.
Orang tua memberikan motivasi agar Sudirman naik haji, menyempurnakan rukun Islam kelima.
"Jangan patah semangat, pasti ada jalan ke sini," katanya memotivasi untuk naik haji. (Antara)