Ternyata Garuda Indonesia Punya Utang Jumbo ke Boeing Rp10 Triliun, Tapi Tak Ikut PKPU

Jum'at, 17 Juni 2022 | 16:55 WIB
Ternyata Garuda Indonesia Punya Utang Jumbo ke Boeing Rp10 Triliun, Tapi Tak Ikut PKPU
Pesawat Garuda Indonesia terparkir di terminal II Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Persero Tbk Irfan Setiaputra mengungkapkan perseroan memiliki utang besar pada produsen pesawat Boeing Co. Utangnya mencapai Rp10 triliun.

Namun, lanjut dia, meski memiliki utang yang sanat besar, produsen pesawat asal Amerika Serikat itu tidak mengajukan sebagai kreditur dalam sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang atau PKPU.

"Boeing ini adalah produsen pesawat yang tidak partisipasi di PKPU, namun punya nilai besar tidak ajukan tagihannya dalam kurun waktu yang ditentukan atau sebesar Rp10 triliun," kata Irfan saat membuka sidang voting PKPU Garuda di Jakarta, Jumat (17/6/2022).

Untuk diketahui, Daftar Piutang Tetap (DPT) per 14 Juni 2022 memerinci perusahaan pelat merah Garuda Indonesia memiliki utang terhadap 501 kreditur.

Emiten berkode saham GIAA ini mengakumulasi utang Rp142,42 triliun dengan rincian tagihan terdiri dari daftar piutang tetap kepada 123 lessor sebesar Rp104,37 triliun.

Baca Juga: Garuda Indonesia Ubah Sedikit Proposal Damai PKPU

Kemudian utang juga ditanggung Garuda Indonesia kepada 23 kreditur non-preferen sebesar Rp3,95 triliun, dan 300 kreditur non-lessor sebesar Rp34,09 triliun.

Sebelumnya, Maskapai pelat merah ini perubahan pada proposal perdamaian kepada para kreditur. Perubahan proposal damai ini soal jumlah nominal surat utang yang akan diterbitkan emiten bersandi saham GIAA ini.

Irfan menjelaskan, nilai surat utang tersebut awalnya sebesar USD800 juta, tetapi setelah perubahan nilai surat utang meningkat menjadi USD825 juta.

Dana surat ini, tutur dia, akan digunakan Garuda untuk menyelesaikan kewajiban utang ke lessor, finance lessor, produsen pesawat hingga kreditur lainnya yang memiliki piutang di atas Rp255 juta.

"Jadi, masing masing lessor, financial lessor, engine lessor produsen pesawat, MRO, dan vendor lainnya dengan tagihan diatas Rp255 juta dan pemegang sukuk akan menerima tagihan mereka secara pukul rata. Bentuknya hutang dengan nilai total USD825 juta, ada peningkatan dari draft sebelumnya USD800," jelas dia.

Baca Juga: 4 Fakta Utang Rp142 Triliun Garuda Indonesia, Pendapatan Kecil Pengeluaran Jumbo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI