Suara.com - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyampaikan kesannya setelah pertama kali datang ke Candi Borobudur. Frank-Walter Steinmeier sangat terkesan.
Hal itu dikatakan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek Hilmar Farid.
Terlebih Frank-Walter Steinmeier terkesan dengan hasil restorasi Candi Borobudur selama 10 tahun oleh para ahli Indonesia dengan menggunakan teknologi komputer tahun 1973.
"Beliau sangat terkesan, candi ini direstorasi selama 10 tahun oleh Indonesia menggunakan teknologi komputer tahun 1973, dengan membongkar seluruh batu kemudian diperkuat strukturnya selanjutnya disusun kembali," katanya di Magelang, Jumat.
Baca Juga: Roy Suryo Pasrah Dipolisikan Meski Sudah Minta Maaf Soal Foto Borobudur Berwajah Jokowi
Hilmar menjelaskan bahwa setiap batu candi ini ada pasangannya, tidak hanya sekadar menata batu, jadi betul-betul mahakarya.
"Beliau sangat menikmati, kami sampaikan bahwa inovasi untuk konservasi terus dilakukan dan tentu menggunakan kekayaan yang ada di masyarakat yaitu tanaman dan beliau cukup mengerti ada gangguan jika menggunakan zat kimia. Beliau sangat mengapresiasi apa yg dilakukan BKB (Balai Konservasi Borobudur)," katanya.
Presiden Jerman berkunjung ke Candi Borobudur melihat secara langsung sampai ke lantai paling atas atau stupa induk.
"Beliau sudah beberapa kali datang di Indonesia, tetapi baru pertama kali ke Candi Borobudur," katanya.
Presiden Frank-Walter Steinmeier puas dan sempat dikenalkan dengan sandal baru (upanat) sebagai perlengkapan naik ke atas candi dalam upaya konservasi.
Baca Juga: Sudah Minta Maaf Soal Foto Borobudur Berwajah Jokowi, Roy Suryo Pasrah Dilaporkan ke Polisi
"Tetapi karena waktu terbatas jadi tidak sempat membuka sepatu. Jadi beliau hanya membawa pulang sandal tersebut. Tetapi pesannya sudah sampai bahwa sandal salah satu inisiatif untuk menjaga kelestarian candi.
"Presiden Jerman juga asyik mendengarkan cerita dari teman-teman BKB tentang makna dari relief-relief di dinding candi, yakni mengenai perjalanan Buddha Gautama," katanya. (Antara)