3. Bus dikemudikan oleh sopir cadangan
Pria bernama Budi yang saat kejadian mengemudikan bus ternyata hanya sopir cadangan. Sementara itu, sopir yang sebenarnya adalah Armando.
Sempat beredar kabar bahwa mereka melarikan diri setelah kejadian tersebut, namun dari pihak perusahaan otobus menyangkal bahwa sopirnya melarikan diri. Mereka justru ikut membantu untuk mengeluarkan penumpang.
4. Mayat korban kecelakaan disekat dengan balok es
Karena bnyaknya jumlah korban meninggal, pihak RSUD Situbondo terpaksa harus mengawetkan jenazah menggunakan balok es. Saat itu, jenazah juga hanya ditempatkan di lorong karena ruang kamar mayat tidak terlalu besar. Kebanyakan jenazah mengalami luka bakar yang serius, bahkan ada bagian tubuh yang hilang dan beberapa sulit dikenali.
Sebagai tambahan informasi, tempat terjadinya kecelakaan adalah sebuah jalan yang cukup tinggi. Sementara itu, sisi kiri dan kanannya berupa bukit dan tanaman liar yang sepi.
Pada saat bus itu terbakar, warga di sekitar lokasi melihat adanya kobaran api dan letupan-letupan kecil. Petugas pemadam kebakaran juga langsung datang untuk membantu memadamkan api. Demikian ulasan singkat mengenai fakta tragedi Paiton yang terjadi 19 tahun silam.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama