Suara.com - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur kembali erupsi. Kabar tersebut dilaporkan oleh Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok.
Menurut laporan, ketinggian kolom abu mencapai kurang lebih 1.000 meter di atas puncak Gunung Ile Lewotolok.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian yang dihubungi di Lembata, Jumat, dari Kupang.
Menurut pejelasannya, erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 33 milimeter dan durasi kurang lebih selama 48 detik. Letusan disertai dengan gemuruh yang lemah.
Baca Juga: BMKG: Angin Kencang Berpotensi Terjang Lima Pulau di NTT Tiga Hari ke Depan
Letusan tersebut terjadi akibat pemanasan lava dari dalam kawah Gunung Ile Lewotolok sehingga memicu erupsi.
Ia menambahkan berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh pada 8 Juni 2022 tingkat aktivitas gunung api Ile Lewotolok masih berada pada Level III atau siaga dengan rekomendasi baru yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.
Dalam tingkat aktivitas Level III masyarakat di sekitar gunung Ili Lewotolok ataupun pengunjung, pendaki atau wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak atau kawah gunung.
Kemudian radius 3,5 km untuk sektor tenggara, radius 4 km untuk sektor timur dan timur laut.
Masyarakat Desa Lamawolo, Lamatokan, dan Desa Jontona diminta agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung tersebut.
Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Banjir Rob di Nusa Tenggara Timur
Ia mengatakan bahwa beberapa hari terakhir terjadi hujan yang lebat dan intensitas yang cukup banyak di beberapa lokasi di daerah tersebut.
"Masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak gunung itu agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar, terutama di saat musim hujan," katanya.
Pemda setempat, kata dia, kini sudah mengantisipasi dengan memberitahukan kepada warga sekitar agar mewaspadai erupsi yang terus terjadi di gunung tersebut.
"Dengan terus erupsinya gunung itu mengakibatkan terjadinya penumpukan material di mulut kawah gunung tersebut. Dan dikhawatirkan jika penuh akan menimbulkan longsor material gunung," demikian Stanis Arakian. (ANTARA)