Suara.com - Dam adalah denda atau sanksi bagi jamaah haji yang melanggar larangan ihram. NU Online menulis, dalam Kitab Al-Majmu’ ala Syarhil Muhadzab karya Imam An-Nawawi, ada empat kategori denda. Lalu dam haji apa saja?
Masih dari sumber yang sama juga dijelaskan tentang dam haji apa saja. Empat kategori itu adalah tartib dan taqdir; tartib dan ta’dil; takhyir dan ta’dil; serta takhyir dan ta’dil.
Jamaah haji 2022 perlu tahu sanksi ini agar ibadahanya di Tanah Suci dilakukan dengan baik. Imam Rafi‘i ingin memberikan kemudahan bagi kita untuk mengetahui setiap kategorinya.
“Makna tartib adalah bahwa diharuskan bagi jamaah haji (yang melanggar larangan) untuk membayar denda dan tidak diperbolehkan menggantinya dengan denda lain yang setara kecuali orang tersebut tidak mampu membayarnya. Sedangkan makna takhyir adalah boleh mengganti dengan denda lain yang setara.”
“Makna taqdir adalah sesungguhnya syariat telah menetapkan denda pengganti yang setara, baik secara berurutan maupun dengan memilih, yakni taqdir bisa juga berarti telah ditetapkan dendanya tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Sedangkan makna ta’dil adalah bahwasanya syariat memerintahkan untuk mencari denda lain dengan takaran yang setara berdasarkan nilai (harga).”
Dam Haji Apa Saja?
1. Tartib dan Taqdir
Sanksi ini adalah menyembelih seekor kambing. Jika tidak mampu atau tidak menemukan kambing, bisa diganti dengan berpuasa 10 hari di mana 3 hari dilaksanakan selama pelaksanaan ibadah haji dan 7 hari sisanya dilaksanakan di kampung halaman.
Jika tak sanggup untuk berpuasa, entah itu sakit atau alasan syar’i lainnya, maka dam bisa digantikan dengan membayar 1 mud/hari (1 mud= 675 gr/0.7 liter) seharga makanan pokok.
Baca Juga: Penjelasan Lengkap Wukuf di Arafah, Termasuk Doa dan Waktu Pelaksanaan
Dam ini ditujukan untuk jamaah haji tamattu’, haji qiran dan beberapa pelanggaran wajib haji seperti: tidak berniat (ihram) dari miqat makani, tidak mabit di Muzdalifah tanpa alasan syar’i, tidak mabit di Mina tanpa alasan syar’i, tidak melontar jumrah dan tidak melaksanakan thawaf wada.