Suara.com - Kualitas udara Jakarta yang terburuk di dunia tengah menjadi topik hangat. DLH (Dinas Lingkungan Hidup) DKI ungkap faktor terjadinya hal ini karena suhu rendah dan tingkat kelembapan Ibu Kota yang tinggi.
Melansir situs resmi Dinas Lingkungan Hidup, udara adalah percampuran atau kumpulan gas yang ada di permukaan bumi. Udara baik sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk bernapas karena mengandung berbagai senyawa.
Di antaranya, nitrogen 78,08%, oksigen 20,95%, argon 0,934%, karbon dioksida 0,0314%, neon 0,00182%, helium 0,000524%, metana 0,0002%, dan kripton sebanyak 0,000114%.
Namun, kadar oksigen di udara saat ini mulai berkurang akibat aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Mulai dari membakar sampah dan pemakaian alat-alat, seperti AC dan lemari pendingin yang menggunakan CFC.
Baca Juga: 5 Fakta Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Warga Diimbau Pakai Masker!
Hal-hal tersebut diketahui dapat membuat udara tercemar karena mengandung zat-zat polutan berbahaya hingga menjadikan kualitasnya buruk.
Nah, adapun ciri-ciri kualitas udara yang buruk adalah sebagai berikut, sebagaimana dilansir dari laman resmi Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang.
1. Kadar Karbon Dioksida Tinggi
Ketika menghirup udara yang baik, tentu akan merasa segar karena kandungan oksigennya yang tinggi. Sebaliknya, jika menghirup udara yang tercemar, seseorang akan merasa sesak napas karena kadar karbon dioksidanya sangat tinggi.
2. Udara Berwarna
Baca Juga: Duh! Kualitas Udara Jakarta Kembali Jadi Yang Terburuk Di Dunia
Udara yang baik tentu tak kasar mata karena tidak berwarna. Namun, saat sudah tercemar, udara tersebut akan berwarna hitam keabu-abuan. Ini dikarenakan adanya kandungan zat-zat polutan berbahaya yang bercampur dengan oksigen.
3. Memiliki Bau
Udara yang segar rentan tidak akan memiliki bau atau menyesakkan napas saat dihirup. Beda halnya dengan udara yang tercemar. Dimana akan menyesakkan napas dan berbau tidak sedap lantaran mengandung zat-zat polutan berbahaya.
4. Terasa Pengap
Saat seseorang merasa pengap, bisa dibilang sedang berada di lingkungan yang udaranya tercemar. Udara yang pengap ditandai dengan meningkatnya suhu karena adanya gas hasil pembakaran yang bercampur dengan gas pembuangan.
5. Memicu Iritasi Mata
Ketika berada di lingkungan yang udaranya buruk, seringkali mata akan menjadi merah. Hal ini terjadi lantaran udara mengandung zat-zat polutan yang berbahaya bagi kesehatan.
Nah, itulah ciri-ciri kualitas udara buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Selain bisa memicu iritasi pada mata, udara ini akan membuat napas menjadi sesak.
Untuk mengatasinya, masyarakat perlu melakukan aktivitas dan menggunakan peralatan yang lebih ramah lingkungan. Jika udara sudah terlanjur buruk, hindari beraktivitas di luar rumah terlalu sering dan pastikan memakai masker.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti