Suara.com - Tujuan reshuffle kabinet salah satunya sebagai langkah memperlebar pengaruh politik Jokowi. Hal itu dikatakan Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, Dr Ahmad Atang.
Sejumlah menteri dan wakil menteri yang diangkat yaitu Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan (menggantikan Muhammad Lufti), Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (menggantikan Sofyan Djalil).
Selain itu Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (menggantikan Surya Tjandra), John Wempi Wetipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri dan Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan.
"Upaya merangkul kekuatan baru sebagai langkah memperlebar pengaruh politik Jokowi," katanya ketika dihubungi di Kupang, Jumat, menanggapi perombakan Kabinet Indonesia Maju yang dilakukan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Bagi-bagi Bansos Isi Rp 1,2 Juta di Pasar Baros
Menurutnya, perombakan kabinet yang dilakukan Jokowi bukan sesuatu yang luar biasa karena telah diprediksi sebelumnya yakni merangkul kekuatan baru.
Posisi profesional dalam kabinet secara signifikan dikurangi dan memperbanyak para politisi.
Kabinet kali ini didominasi kader maupun ketua umum partai politik.
Kenyataan ini, kata dia tidak bisa dihindari sebagai konsekuensi dari politik berbasis koalisi.
Dengan masuknya Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam koalisi memperlihatkan bahwa Jokowi telah berhasil merangkul kawan dalam gerbong kekuasaan.
Baca Juga: Cek Harga Migor Curah di Banten, Jokowi: Harganya Baik, Sudah Rp 14 Ribu
"Walaupun demikian, perombakan kabinet ini lebih untuk membagi kekuasaan ketimbang mengatasi masalah bangsa," katanya.
Menurut dia, format kabinet ini hanya untuk memuaskan partai politik sebagai garansi menuju pesta demokrasi 2024 mendatang.
Ke depan partai politik tidak berdaya dan independen dalam merancang kepentingan politik karena akan didikte oleh arus besar yang dibangun Jokowi.
"Jadi reshuffle kabinet kali ini merupakan bagian dari upaya penjinakan terhadap partai politik," katanya. (Antara)