Suara.com - Berikut ini keenam fakta tentang penolakan Ustaz Abdul Somad (UAS) jelang tabligh akbar di Bogor, Jumat (17/6/2022). Penolakan melalui video dari sekelompok orang yang mengatasnamakan sebagai warga Citra Indah City, Jonggol, viral di Twitter.
Video penolakan UAS kali pertama beredar melalui unggahan akun Twitter @kemal1sk pada 11 Juni 2022 lalu. Namun, respons warganet atas beredarnya video tersebut tergolong biasa-biasa saja.
Video tersebut baru ramai jadi perbincangan setelah diunggah akun @dewie011 pada 13 Juni 2022. Video berdurasi 2 menit 20 detik itu sudah disaksikan puluhan ribu kali. Ada ratusan komentar atas unggahan video tersebut.
Berikut ini deretan fakta yang terkumpul atas penolakan UAS di Jonggol, Kabupaten Bogor.
1. Alasan Penolakan
Belasan orang dalam video tersebut mengungkapkan bahwa penolakan dilakukan atas berbagai pertimbangan. Mereka mengatasnamakan diri sebagai forum masyarakat cinta damai Citra Indah City.
Kelompok tersebut mengaku sudah lama tinggal di Citra Indah City dengan suasana penuh ketentraman, kedamaian dan keharmonisan.
"Kami Forum Masyarakat Cinta Damai Citra Indah City dengan berat hati menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad untuk datang ceramah di tempat kami sampai batas yang belum ditentukan," kata salah satu orang dalam video tersebut.
Hal ini demi menjaga ketentraman, kedamaian dan marwah yang diajarkan para sesepuh, kyai, guru kami. Demikian pernyataan sikap ini kami buat untuk kemaslahatan bersama," lanjutnya.
Baca Juga: Disambut Asap Tebal, Penghuni Rumah Ini Keluar Kamar Mandi Seolah Pindah Alam
2. Benar Ada Penolakan
Penolakan itu merupakan respons atas kegiatan tabligh akbar yang akan dilakukan di Shooping Street Masjid Cikal Harapan. Dalam pamflet yang beredar di Twitter, acara itu digelar Forum Masjid Citra Indah City.
Acara akan digelar pada Jumat (17/6/22) mulai pukul 19.30 WIB atau setelah pelaksanaan salat Isya. Acara tabligh akbar itu mengambil tema "3 golongan yang menahan murka Allah SWT".
Penolakan dalam bentuk video itu memang benar adanya. Namun, tak semua warga melakukan penolakan atas kegiatan tersebut.
Ada banyak warga yang mendukung agar acara tetap dilaksanakan. Acara tabligh akbar ini rencananya akan digelar sesuai waktu yang telah direncanakan sejak jauh-jauh hari.
3. Beda Suara Warganet
Tiap kali ada pembahasan mengenai UAS, suara warganet di Twitter selalu terbelah menjadi dua. Ada yang memberi dukungan pada kelompok penolak UAS. Namun, tak sedikit pula yang memberi dukungan pada UAS.
Sikap terbelah ini juga terjadi atas postingan @dewie001 yang dikomentari ratusan akun. Ada yang mendukung agar acara tetap berlangsung. Ada pula yang ikut bersuara agar acara UAS dibatasi.
"Jamaah sudah mulai cerdas, bagaimana memilih tukang ceramah yang bagus dan murah," kata @sij***u.
"Alhamdulillah...waras meluas," tulis @hic****t6.
"Mudah-mudahan di daerah lain bisa melakukan hal yang sama," kata akun @joe*****9967.
Sementara para warganet yang mendukung:
"Keliatan amat odong-odongnya. keliatan ga pernah pake sarung, ga pernah pake peci, ngedadak kaya orang sarungan dan pecian heheheh," tulis @asl*****aaa.
"Orang-orang yang menolak biasanya mereka beda aliran," tambah @rahm******079.
"Lah dia diundang kenapa loe yang nolak," kata @mu*****ay83.
4. Bukan Penolakan Pertama
Sebenarnya, bukan kali ini saja acara UAS mendapat penolakan. Bahkan, pada pertengahan Mei lalu, publik digegerkan dengan penolakan acara UAS di Singapura. Penolakan dikonfirmasi langsung oleh Kemendagri Singapura.
Melalui laman resminya, Kemendagri Singapura menjelaskan, penolakan UAS tak lepas dari sosok UAS yang kontroversial atas apa yang disampaikan dalam ceramah.
"Somad (UAS) dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad ceramah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi 'syahid'," pernyataan Singapura dalam laman resmi Kemendagri Singapura.
"Dia (UAS) juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir”.Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai "kafir" (kafir)," lanjut dalam pernyataan tersebut.
Apa yang diketahui Singapura tentang UAS kemudian menjadi dasar penolakan masuk ke Singapura. UAS ditolak bersama enam orang rombongan yang berangkat melalui jalur laut dari Batam.
5. Belum Merespons di Instagram
UAS biasanya memberikan respons atas apa yang berkembang di media sosial. Namun, atas kabar penolakan acara di Jonggol ini, UAS belum memberikan respons
Namun, pada Selasa (14/6/2022) lalu, UAS mengunggah tangkapan layar yang menjelaskan sikap Haji Agus Salim. Dalam tangkapan layar itu, Agus Salim menjelaskan tentang sikap kritis pada pemerintahan kolonial.
UAS memberikan caption empat kata yang mengundang ratusan pengikut Instagram @ustadzabdulsomad_official berkomentar.
6. Tetap Jadi Ceramah
Pihak UAS akhirnya memberikan tanggapan soal adanya penolakan itu. Dikatakan memang ada penolakan, namun hanya dari segelintir orang.
"Waalaikumsalam wr wb. Iya tapi (penolakan) itu orang segilintir,” kata pihak Ustaz Abdul Somad, Faiz Sumarno, melansir Digtara.com--jaringan Suara.com, Kamis (16/6/2022).
UAS juga disebut sudah mengklarifikasi kabar penolakan tersebut ke panitia tablig akbar. Menurutnya, pihak panitia membantah penolakan tersebut.
"Lalu sudah dibantah oleh panitia dan warga mendukung. Iya tetap ke sana, Insyaallah," ujarnya.
7. Acara Bakal Dikawal Polisi
Kabag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspita Lena mengatakan, pihaknya memastikan acara tetap berlangsung dengan pengamanan dari kepolisian.
"Kami dari polisi hanya akan melakukan pengamanan di lokasi saja," katanya melansir Suarabogor.id.
Ia menjelaskan video yang viral itu sudah lama beredar dan sudah ada musyawarah antara warga dan pihak UAS.
"Itu (video penolakan) sudah lama sebenarnya. Sudah ada mediasi, semua akhirnya memahami acara akan tetap berlangsung," katanya.
Hal senada dikatakan Kasi Trantib Kecamatan Jonggol Dadang Yazid Bustomi. Ia mengaku sudah ada mediasi dan acara akan tetap berlangsung pada waktu yang sudah di tentukan.
Kontributor : Lukman Hakim