Suara.com - Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Utara (Kemenag Sulut) menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya almarhum BT (13), pelajar Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut) setelah sempat dianiaya sembilan teman sekolahnya.
BT sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan dan meninggal dunia. Kepala Kanwil Kemenag Sulut, Anwar Abubakar mengatakan, pihaknya telah membentuk tim investigasi untuk menelusuri dugaan penganiayaan terhadap BT.
"Kanwil Kemenag Sulawesi Utara juga sudah membentuk tim investigasi untuk menelusuri peristiwa yang menimpa almarhum. Ramai beredar kabar almarhum meninggal karena diduga terjadi tindak kekerasan. Kejadian ini sudah dalam penanganan pihak yang berwajib (Polres Kotamobagu," ujar Anwar Abubakar, Kamis (16/6/2022).
Menurutnya, Kanwil Kemenag Sulawesi Utara juga telah memanggil Kepala MTsN 1 Kotamobagu untuk memberikan keterangan tantang kronologis kejadian di lingkungan MTsN Kotamobagu.
Baca Juga: Siswa MTs Mau Salat Dalam Musala Meninggal Dunia Dianiaya, Menteri Puspayoga: Kami Berduka
"Untuk sementara, Kepala MTsN 1 Kotamobagu ditugaskan di madrasah yang lain sampai dengan proses hukum terkait kasus ini selesai. Kami sudah menunjuk pelaksana tugas Kepala MTsN 1 Kotamobagu," tutur Anwar.
Anwar menjelaskan pada 8 Juni 2022, almarhum BT masih mengikuti kegiatan Penilaian Akhir Tahun (PAT) tahun pelajaran 2022/2023 di ruang Lab 2 MTsN 1 Kotamobagu. Kemudian pada 10 Juni 2022, orang tua almarhum meminta izin kepada wali kelas (Jusna Husein) karena anaknya belum bisa mengikuti pelaksanaan ulangan hari itu disebabkan sakit.
"Dugaan tindak kekerasan kepada almarhum menurut keterangan beberapa siswa kepada pihak kepolisian, terjadi pada hari Rabu, 8 Juni 2022 sekitar pukul 10.00 WITA di dalam musalla. Peristiwa ini tidak diketahui guru-guru, tenaga kependidikan," ucap Anwar.
Kepolisian sudah meminta keterangan kepada wali kelas almarhum. Olah TKP di dalam musala MTsN 1 Katamobagu juga sudah dilakukan bersama dua siswa dan beberapa guru. Anwar menuturkan, pada Minggu, 12 Juni 2022, beberapa siswa juga sudah dibawa ke Polres Kotamobagu untuk dimintai keterangan.
Kanwil Kemenag Sulawesi Utara kata Anwar juga telah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh kepala madrasah se Sulut pada 14 juni 2022.
"Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi agar kejadian yang serupa tidak lagi terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di madrasah," katanya.