Ajang Cari-cari Pasangan yang Cocok Untuk Pilpres 2024, JK: 2022 Ini Tahun Politik yang Romantis

Kamis, 16 Juni 2022 | 18:50 WIB
Ajang Cari-cari Pasangan yang Cocok Untuk Pilpres 2024, JK: 2022 Ini Tahun Politik yang Romantis
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) berpidato pada acara Seminar Kebangsaan dalam penyelenggaraan Rakernas Parta NasDem di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/6/2022). (Media JK-Ade Dahnur).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) tidak sepakat apabila 2022 dianggap sebagai tahun politik yang panas. Justru menurutnya tahun ini penuh dengan keromantisan.

Hal tersebut disampaikan JK, pasalnya, tahun 2022 menjadi momen di mana para tokoh politik saling mencari pasangan yang pas untuk berkoalisi. Koalisi itu tentunya untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Banyak yang mengatakan bahwa tahun ini politik akan panas, saya katakan tidak, ini tahun politik yang sangat romantis," kata JK saat berpidato pada acara Seminar Kebangsaan dalam penyelenggaraan Rakernas Parta NasDem di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/6/2022).

"Kenapa saya katakan romantis, karena sama dengan orang pacaran, mencari pasangan yang cocok yang memenuhi syarat dan ini lobi, cari pasangan. Jadi ini tahun mencari pasangan, gitulah suasana politik kita, kadang-kadang romantis, kadang-kadang keras, kadang-kadang terpilih. Tapi ujungnya tentu siapa yang terbaik yang terpilih," jelasnya.

Baca Juga: 1.276 Balita di Lhokseumawe Alami Stunting

Meskipun terasa romantis, namun JK menganggap kalau tahun ini tidak mudah dilalui para pelaku politik. Sebab, mereka harus menentukan pasangan mulai dari partai politik hingga elektabilitas.

"Tiga faktor ini harus jadi satu, ini suasana yang paling sulit saya kira keadaannya, bukan kampanyenya yang sulit ini yang paling rumit karena rumitnya politik kita," ujarnya.

Kerumitan itu dibuktikan dengan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold yang mencapai 20 persen.

Persyaratan itu dinilai JK bukan menjadi sesuatu yang sulit bagi partai politik yang bisa memenuhinya. Akan tetapi syarat tersebut akan dirasa sulit bagi calon yang memiliki elektabilitas tinggi namun tidak memiliki partai politik.

"Justru saya katakan yang mengambil peranan nanti bukan partai besar tapi partai menengah. Karena dia walapun partai yang mendekati atau melewati 20 persen dia butuh sistem pasangan yang cukup dan suatu partai yang bisa mencukupi."

Baca Juga: 8 Transformasi Gaya Rambut Joanna Alexandra, Berani Rubah Jadi Warna Gulali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI