Suara.com - Terdakwa kasus dugaan penganiayaan terhadap Youtuber M Kece, Irjen Napoleom bertanya-tanya mengapa dirinya dipindahkan dari Rutan Mako Brimob ke Rutan Bareskrim Polri. Dia menduga ada unsur kesengajaan agar dirinya bertemu Kece -- yang saat itu merupakan terdakwa kasus penistaan agama.
Pertanyaan itu dilontarkan sang perwira Polri aktif ketika menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (16/6/2022). Dalam sidang kali ini, hadir Bripda Asep Sigit dan Bripka Wandoyo -- selaku petugas Rutan Bareskrim Polri -- sebagai saksi.
"Sebetulnya sebagai anggota Polri aktif, saya harusnya ditahan di mana?" tanya Napoleon.
Ketua majelis hakim Djuyamto pun menyela pertanyaan Napoleon tersebut. Sebab, dia menilai bukan menjadi kapasitas Bripda Asep dan Bripka Wandoyo untuk menjawab.
"Tidak, itu bukan kewenangan saksi," beber hakim Djuyamto.

Eks Kadiv Hubinter Bareskrim Polri itu kemudian menyinggung soal penempatan tahanan untuk anggota Polri aktif. Dia berpendapat, seharusnya anggota Polri aktif ditahan di Mako Brimob sesuai ketetapan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
"Baik. Itu kan tahanan umum. Tahanan anggota Polri aktif kan ada di Brimob. Sebagai informasi Yang Mulia, hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sudah menetapkan saya pindah ke Brimob," jelas Napoleon.
Napoleon menambahkan, sebenarnya saat itu dia dipindahkan jaksa ke tahanan Mako Brimob hingga akhirnya dikembalikan lagi ke Rutan Bareskrim. Dia menduga, ada unsur kesengajaan.

"Sudah dipindahkan oleh saudara jaksa, tapi dikembalikan lagi ke Rutan Bareskrim. Nampaknya ada kesengajaan untuk membuat saya ketemu dengan Kace (M Kece)," pungkas Napoleon.
Baca Juga: Turuti Perintah Irjen Napoleon Ganti Gembok Sel Tahanan M Kece, Bripda Asep Mengaku Dapat Sanksi
Dalam surat dakwaannya, jaksa menyebut Irjen Napoleon Bonaparte melanggar Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP, kemudian dakwaan subsider-nya, Pasal 170 ayat (1), atau Pasal 351 ayat (1) juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP dan Pasal 351 ayat (1) KUHP.