Suara.com - Sebagai seorang ayah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki banyak cerita tentang mendiang putranya yang baru saja meninggal, yakni Emmeril Kahn Mumtadz (Eril).
Pada akun Instagramnya, pria yang biasa disebut Kang Emil itu bercerita soal Eril yang sempat titip sepatu saat ia bertandang ke Spanyol.
Sepatu tersebut rupanya bukan untuk dirinya sendiri, namun untuk orang lain.
Sepatu Titipan Eril untuk 'Mas Bro'
Baca Juga: Ditanyai Hengky Kurniawan Manfaat KTP, Siswi Ini Beri Jawaban Tak Terduga
Pada akun Instagramnya, Ridwan Kamil menyatakan bahwa ketika Eril masih SMA, dia sekeluarga pergi umroh dan lanjut trip ke Spanyol.
Kemudian dia bersama rombongan mampir ke toko sepatu di Sevilla.
"Dan Eril bilang, pap, titip beliin sepatu yang ini ya,” tulis Ridwan Kamil di Instagram, Kamis (16/6/2022) dini hari.
Ridwan Kamil kemudian membelikan sepatu yang diinginkan putranya. Namun ia bingung karana ukuran yang dipilih Eril bukan ukurannya sendiri.
"Tarnyata seminggu kemudian, saya baru tau, kalau Eril beli sepatu itu bukan buat dia. Sepatu itu untuk jadi hadiah buat seorang satpam SMA 3 Bandung yang jadi teman baiknya, karena suka mau dititipin sepeda dan rajin mengelapnya," ungkap Ridwan Kamil.
Baca Juga: Viral Pria Ini Telpon Sambil Charge Hp di Atas Kasur, Endingnya Bikin Netizen Merinding
"Mungkin sudah rejeki si satpam yang Eril panggil Masbro, untuk pakai sepatu keren buatan Spanyol," imbuhnya.
Unggahan Ridwan Kamil sontak mengundang kekaguman warganet yang merespons di kolom komentar.
"Baca begini aja mengandung bawang," komentar warganet.
"Keren pasti pak satpam berasa matador tiap jaga sekolah," imbuh warganet lain.
"Plis pak terus ceritain kebaikan Eril kayak gini, supaya bisa jadi contoh buat kita yang masih hidup," tambah lainnya.
"Akhir hidupnya yang indah menurut saya bukan semata-mata hanya karena anak pejabat," tulis warganet di kolom komentar.
"Didikan bapak sungguh luar biasa sehingga mempunyai anak-anak yabg luar biasa juga," timpal lainnya.
Pesan Cinta Ridwan Kamil untuk Eril
Usai pemakaman Eril, Ridwan Kamil menyampaikan pesan mendalam di Kampung Geger Beas, Cimaung, Kabupaten Bandung, Senin (13/6/2022).
Berikut penggalan sambutan Ridwan Kamil usai pemakaman putranya:
"Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta, siapa itu Eril dan apa hikmah dari kepergiannya. 14 hari bisa terasa pendek dalam kehidupan sehari-hari, tapi 14 hari ini menjadi begitu panjang dalam kehidupan kami. Kami bertanya-tanya kenapa harus selama ini, mengapa tidak lebih cepat agar semua lekas berlalu supaya kami yang hidup tidak terlalu lama merasakan kegundahan.
Tapi, waktu adalah rahasia Allah yang tidak bisa dipecahkan, apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian. Waktu adalah relatif, begitulah kata orang-orang yang arif dan akhirnya kami menerima dengan hati yang lapang setelah bisa menemukan petunjuk yang terang.
Dalam rentang waktu 14 hari yang sejujurnya sangat melelahkan, namun kami mendapatkan banyak pelajaran dan menerima kearifan. Entah hidup Eril yang secara kasat mata terlalu singkat, tetapi setalah dicermati ternyata kehidupannya sangat penuh manfaat.
23 tahun memang belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar, namun terbukti, ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar. Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, tetapi tentang tiap hela nafas yang dipakai untuk berbuat baik walaupun hal kecil dalam sehari-hari.
Kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya. Mungkin akan berat, tapi kami sudah menyiapkan hati kalau kami tiak akan pernah melihat jasadnya untuk terakhir kali.
Eril lahir di New York yang jauh di seberang mengapa tidak jika dia wafat di Swiss yang jauhnya juga tidak berbilang. Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang. Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup bagi kami untuk yakin barangkali Allah menghendaki agar kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi.
Bagaimana mungin kami tidak dilimpahi rahmat dan kurnia saat jenazah yang terbaring ini berada di air berhari-hari masih utuh lagi sempurna. Itulah salah satu keyakinan kami, bukti adanya mukjizat yang akhirnya alhamdulillah kami diberi sempat untuk melihat kekuasaan Allah sang pemberi berkat. Pelajaran bagi kita yang beriman dan yang pandai membaca isyarat.
Kematian Eril merupakan kehilangan yang sangat dahsyat. Dalam momentum waktu yang nyaris sejajar, kami merasakan kehilangan yang sangat besar. Tapi seketika itu juga, kami dilimpahi kasih yang akbar.
Terakhir, kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putra yang dalam hidupnya, bahkan dalam pulangnya, masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua. Terima kasih, hatur nuhun, jazakallah atas segala doa yang dipanjatkan untuk ananda Eril almarhum, semoga Allah membalas berlipat-lipat kebaikan anda semuanya".