Suara.com - Lebaran haji sudah di depan mata tinggal menghitung hari. Sebelum melaksanakan ibadah haji, umat muslim harus memahaki terlebih dahulu apa itu fidyah dalam haji.
Fidyah dalam haji diperuntukkan bagi jamaah haji yang melakukan pelanggaran dalam ibadah haji. Umat muslim harus membayar fidyah yang disesuaikan pelanggaran yang sudah dilakukan.
Dikutip dari laman Baznas, kata fidyah diambil dari kata ‘fadaa’ yang artinya mengganti atau menebus. Jika fidyah ini diperuntukan bagi umat muslim melakukan pelanggaran dalam haji, berbeda dengan damm yang merupakan pelanggaran bagi jamaah haji yang tidak mengetahui apa saja kewajiban haji, lantas ia meninggalkannya.
Tujuan dari fidyah dalam haji ini agar jemaah haji merasa afdal dalam ibadah haji yang telah dilakukan. Terdapat beberapa jenis fidyah bagi umat muslim yang melaksanakan ibadah haji sebagai berikut.
Baca Juga: Bolehkah Berhubungan Suami Istri Saat Haji? Berikut Hukumnya
Jenis Fidyah dalam Haji
1. Fidyah Ihram
Fidyah ihram merupakan fidyah yang harus dibayarkan setelah melanggar hal-hal yang dihindari oleh seorang muslim saat sedang melakukan ihram. Hal yang dilarang saat ihram antara lain adalah memotong kuku, mencukur rambut, berhubungan suami-istri dan menggunakan wewangian.
Selain itu mengenakan pakaian yang membentuk tubuh dan menutup rambut bagi pria, memakai niqab bagi wanita, hingga memakai sarung tangan menjadi larangan saat ihram.
Umat muslim yang berhaji dan melakukan pelanggaran dalam ihram wajib membayar denda atau fidyah atas pelanggarannya. Adapun bentuk fidyah yang dapat dibayarkan dan diharuskan untuk memilih salah satunya sebagai berikut.
Baca Juga: Bolehkah Merokok Saat Haji di Tanah Suci?
- Menyembelih satu ekor kambing
- Memberi makan 6 orang miskin
- Berpuasa tiga hari
Fidyah munshor adalah fidyah yang dibayarkan apabila seorang muslim tidak bisa menyelesaikan ibadah haji karena beberapa hal seperti kecelakaan, diadang musuh, kematian mahram atau hal lain yang membuat seseorang terpaksa tidak bisa melanjutkan hajinya.
Fidyah munshor dapat dibayarkan dengan cara menyembelih seekor kambing atau berpuasa 10 hari. Puasa dapat dikerjakan 3 hari saat haji dan 7 hari ketika kembali di negara asal.
3. Fidyah Jaza
Fidyah Jaza merupakan fidyah yang dibayarkan jika jamaah haji berburu hewan darat ketika sedang berihram. Bentuk fidyah yang harus dibayar adalah menyembelih hewan yang sama dan membagikannya kepada fakir miskin.
Selain itu dapat membeli makanan dengan harga yang setara dengan hewan buruannya dan membagikan kepada fakir miskin dengan 2 mud atau 1,5 kg.
Apabila tidak memiliki uang, umat muslim dapat menggantinya dengan puasa. Misal kewajiban memberi makan dari hewan sembelihan disalurkan kepada 10 orang miskin, maka puasanya dilakukan selama 10 hari.
Demikian informasi seputar fidyah dalam haji yang wajib untuk diketahui oleh jamaah haji di tanah suci Mekkah. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat