Suara.com - Virus cacar monyet ditemukan dalam cairan sperma. Informasi itu pun didalami Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pendalaman itu dimaksudkan untuk melihat kemungkinan apakah cacar monyet bisa ditularkan secara seksual.
Badan PBB itu masih meyakini bahwa virus tersebut terutama ditularkan lewat kontak dekat antar manusia.
Namun dalam beberapa hari terakhir, para ilmuwan telah mendeteksi DNA virus dalam cairan sperma sejumlah pasien cacar monyet di Italia dan Jerman.
"Kita benar-benar perlu fokus pada cara penularan yang paling sering terjadi dan kita dengan jelas melihat bahwa (penularan) itu berkaitan dengan kontak kulit," kata Catherine Smallwood, manajer insiden cacar monyet di WHO Eropa, dalam jumpa pers.
Lebih dari 1.300 kasus cacar monyet telah dilaporkan oleh sekitar 30 negara, terutama di Eropa, sejak awal Mei.
Sebagian besar kasus dilaporkan menimpa laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki.
Sementara itu, Uni Eropa akan menandatangani perjanjian dengan sebuah produsen untuk membeli sekitar 110.000 dosis vaksin cacar monyet yang akan dikirimkan mulai akhir Juni, kata komisaris kesehatan EU Stella Kyriakides.
Di sela-sela pertemuan para menteri kesehatan EU di Luksemburg pada Selasa, Kyriakides mengatakan vaksin itu akan dibeli dengan dana EU dan dikirim ke negara-negara EU.
Baca Juga: FWB dan Hujatan Atas Obrolan Perempuan tentang Pengalaman Seksual
Dia tidak mengungkap nama pembuat vaksin itu. Para pejabat Komisi Eropa mengatakan namanya akan segera diumumkan.