WHO akan Ganti Nama Cacar Monyet untuk Hindari Kemungkinan Diskriminasi

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 15 Juni 2022 | 16:21 WIB
WHO akan Ganti Nama Cacar Monyet untuk Hindari Kemungkinan Diskriminasi
Ilustrasi Cacar - Sudah Masuk Singapura, Waspadai Penyebaran Cacar Monyet di Indonesia (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan secara resmi mengganti nama penyakit cacar monyet  atau "monkeypox" di tengah kekhawatiran munculnya stigma dan tindakan rasisme karena nama virus tersebut.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan pada hari Selasa pagi (14/06)  bahwa organisasi tersebut "sedang bekerja sama dengan mitra dan pakar dari seluruh dunia mengenai penggantian nama virus cacar monyet dan organisme penyebab virus tersebut".

Tedros mengatakan WHO akan mengumumkan nama barunya secepat mungkin.

Keputusan WHO tersebut muncul kurang dari seminggu setelah 30 ilmuwan internasional menulis laporan mengenai "segera perlunya" untuk "menggunakan nama yang tidak bersifat diskriminatif dan tidak memberikan stigma berkenaan dengan virus cacar monyet."

Baca Juga: Cegah Penyebaran Cacar Monyet Meluas, Uni Eropa Beli 110.000 Dosis Vaksin Cacar Monyet

Sejauh ini, WHO menyebut adanya dua jenis virus yang disebut sebagai "clade" atau klad cacar monyet di situs mereka, satu dari Afrika Barat, dan lainnya dari Cekungan Kongo (Afrika Tengah).

Namun menurut para ilmuwan dari Afrika dan dari bagian dunia lain tersebut, pemberian nama penyakit menular berdasarkan di mana penyakit tersebut pertama kali terdeteksi adalah hal yang tidak akurat.

Dalam usulannya, para ilmuwan meminta adanya klasifikasi cacar monyet yang sejalan dengan penamaan penyakit menular dengan cara "yang bisa memberikan dampak negatif seminimal mungkin terhadap bangsa, kawasan geografi, ekonomi dan orang dan juga mempertimbangkan evolusi dan penyebaran virus".

Hari Selasa lalu (14/06), Dirjen WHO Tedros mengatakan telah memutuskan untuk mengadakan pertemuan darurat tanggal 23 Juni karena virus tersebut telah menunjukkan perilaku yang "tidak biasa" belakangan ini dengan menyebar ke negara di luar kawasan Afrika di mana penyakit itu sudah menjadi endemi.

"

Baca Juga: Uni Eropa Bakal Borong Vaksin Cacar Monyet Untuk Warga Negaranya

"Kami berkeyakinan bahwa ini memerlukan respons terkoordinasi karena penyebarannya yang meluas," katanya kepada wartawan.

"

Lebih dari 1.600 kasus dan hampir 1.500 kasus suspek atau diduga sudah dilaporkan tahun ini di 39 negara. Ini termasuk di tujuh negara di mana sebelumnya virus ini tidak ada selama bertahun-tahun.

Total 72 kematian sudah dilaporkan. Namun tidak ada kematian di negara-negara yang baru tersebut termasuk Inggris, Kanada, Italia, Polandia, Spanyol dan Amerika Serikat.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI