Alasan Jokowi Reshuffle Kabinet Menurut Pengamat: Kinerja Buruk Menteri Dan Akomodir PAN

Rabu, 15 Juni 2022 | 10:58 WIB
Alasan Jokowi Reshuffle Kabinet Menurut Pengamat: Kinerja Buruk Menteri Dan Akomodir PAN
ILUSTRASI: Presiden Jokowi didampingi Wapres Ma'ruf Amin mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perombakan kabinet atau reshuffle yang dikabarkan terjadi pada Rabu (15/6/2022) siang ini dinilai hanya untuk mengakomodir jatah untuk partai politik dan orang dekat Presiden Jokowi. Salah satunya adalah PAN.

PAN diketahui belum memiliki kader yang masuk di jajaran kabinet. Padahal, sudah sejak lama, PAN menyatakan dirinya masuk di koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

Menanggapi itu, pengamat politik Ujang Komaruddin mengatakan, penilaian tersebut tidak sepenuhnya benar. Meski mengakui reshuffle memang untuk akomodir partai, tetapi di satu sisi reshuffle memang perlu dilakukan lantaran kinerja buruk sejumlah menteri.

"Ya saya melihatnya si kombinasi antara penilaian kinerja dan kepentingan politik," kata Ujang dihubungi, Rabu (15/6/2022)

Baca Juga: Santer Reshuffle Kabinet Jokowi, Raja Juli Antoni Disebut Bakal Dapat Jatah Kursi Wakil Menteri

Kinerja buruk yang paling tampak dan disorot tentu kinerja Menteri Perdagangan M. Lutfi. Lutfi sudah mendapat banyak sorotan, bahkan desakan mundur gegara dianggap tidak bisa mengurus polemik minyak goreng.

Menurut Ujang, jika pada akhirnya Lutfi dicopot dan posisinya digantikan, hal itu memang objektif.

"Penilaian kinerja ya kalau kita objektif, Mendag Lutfi memang dianggap tidak mampu, tidak becus mengurus persoalan tata niaga minyak goreng," kata Ujang.

Di luar Lutfi, Ujang memandang akan ada lagi deretan dari menteri non partai yang akan diganti. Alasannya, antara memang tidak berkinerja baik atau posisinya terancam untuk calon menteri baru dari partai maupun orang dekat Jokowi.

"Jadi secara objektif memang kinerjanya tidak bagus, lalu secara politis juga ingin mengakomodir kepentingan dari partai politik," kata Ujang.

Baca Juga: Tak Punya Persiapan Khusus, Ini Permintaan Zulhas Jelang Dilantik Jokowi jadi Menteri Kabinet

Zulhas Diprediksi Gantikan Lutfi

Sebelumnya, Ujang meyakini kursi milik sejumlah menteri non parpol akan digoyang seiring derasnya kabar reshuffle hari ini. Kursi-kursi itu bakal berganti pemilik.

Ujang memandang Menteri Perdagangan M Lutfi menjadi satu di antara menteri non parpol yang memang bakal dicopot. Posisinya, kata Ujang kemungkinan akan digantikan oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Sebelumnya, Zulhas memang sudah bertandang ke Istana pada Selasa kemarin. Selain Zulhas, ada juga eks Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni.

Tetapi, menurut Ujang hanya ada dua di antara mereka yang bakal menduduki kursi menteri. Pertama itu Zulhas dan kedua Hadi.

"Kelihatannya Zulhas itu akan didapuk menggantikan M Lutfi ya sebagai Menteri Perdagangan dan Hadi Tjahjanto kelihatannya akan menggantikan Menteri ATR Sofyan Djalil," kata Ujang.

Sementara itu, Raja Juli diprediksi menjadi wakil menteri.

"Lalu di mana Raja Juli Antoni? Kelihannya dia akan menjadi wakil menteri. Ya biasa jatah bagi PSI lah kira-kira seperti itu," kata Ujang.

Ujang juga menyoroti kehadiran Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Istana pada Selasa Sore. Ujang kemudian menyebut bahwa kedatangan Prabowo itu tidak terlepas dari pembicaraan mengenai kursi wakil menteri untuk Gerindra.

"Nanti siang ya mungkin juga akan ada wamen lagi yang dilantik yang katanya jatah dari Gerindra," ujarnya.

"Oleh karena itu ya saya melihat hari ini yang paling rawan di-reshuffle ya menteri non parpol itu faktanya ya menteri menteri dari parpol akan aman-aman saja seperti analisis saya sebelumnya," sambung Ujang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI